Selasa 16 Mar 2021 05:50 WIB

Survei: Pandemi Perburuk Kesehatan Mental Remaja

Pembatasan sosial berdampak pada peningkatan kasus gangguan mental remaja.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Pembatasan sosial berdampak pada peningkatan kasus gangguan mental remaja.
Foto: Pixabay
Pembatasan sosial berdampak pada peningkatan kasus gangguan mental remaja.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembatasan sosial secara nyata berdampak pada peningkatan kasus gangguan mental remaja, dimana hidupnya sangat bergantung pada koneksi sosial. Itu mengacu pada sebuah jajak pendapat nasional yang dilakukan oleh CS Mott Children's Hospital Amerika Serikat.

Laporan ini didasarkan pada tanggapan dari 977 orang tua yang memiliki anak remaja berusia 13-18 tahun. Hasilnya, sebanyak 64 persen orang tua mengatakan bahwa anak mereka telah menunjukkan tanda-tanda kondisi kesehatan mental baru atau memburuk sejak dimulainya pandemi pada Maret 2020.

Baca Juga

"Perubahan gaya hidup terkait pandemi telah mendatangkan malapetaka pada kehidupan remaja, yang mengganggu rutinitas normal mereka. Jajak pendapat kami menunjukkan bahwa perubahan era pandemi mungkin memiliki dampak kesehatan mental yang signifikan bagi beberapa remaja," kata dokter spesialis anak di RS Mott, Gary L Freed seperti dilansir dari laman EurekAlert pada Senin (15/3).

Orang tua dari remaja perempuan lebih banyak melaporkan bahwa anak mereka memiliki gejala baru atau memburuknya gejala depresi dan kecemasan daripada orang tua dari remaja laki-laki. Peningkatan kecemasan remaja perempuan sebesar 36 persen, sementara laki-laki 19 persen. Adapun persentase remaja perempuan yang depresi yakni 31 persen, dan laki-laki hanya 18 persen.

Proporsi serupa juga terjadi pada hal lain. Seperti perubahan negatif dalam tidur sebesar 24 persen untuk anak perempuan vs 21 persen untuk anak laki-laki, menarik diri dari keluarga (14 persen vs 13 persen) dan perilaku agresif (8 persen vs 9 persen).

Baca juga : Pakar Ingatkan Bahaya Diet di Bawah 800 Kalori

"Isolasi selama pandemi mungkin memicu masalah baru bagi beberapa remaja, tetapi bagi yang lain, situasi tersebut telah memperburuk masalah kesehatan emosional yang ada," kata Freed.

Studi ini juga memberikan beberapa rekomendasi bagi para orang tua guna membantu anak mereka keluar dari gangguan mental. Apa saja rekomendasinya? Simak uraian berikut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement