Senin 15 Mar 2021 20:12 WIB

Selempangkan Sarung, Bocah 9 Tahun Dipukuli Pria tak Dikenal

Meski tak ada luka, korban mengalami ketakutan dan trauma.

Rep: Febryan A/ Red: Bilal Ramadhan
Ilustrasi pemukulan.
Ilustrasi pemukulan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang bocah berusia sembilan tahun berinisial Z dipukul pria tak dikenal di sebuah minimarket, Jalan Kenari 2, Senen, Jakarta Pusat, Jumat (12/3) lalu. Pria itu diduga kesal karena Z menyelempangkan sarung dan mengenai mukanya.

Dalam rekaman kamera CCTV minimarket, tampak pria yang mengenakan baju garis-garis, celana panjang, dan tas itu awalnya sedang membayar belanjaannya di meja kasir. Tak lama berselang, Z tiba bersama teman-teman sumurannya.

Z berjalan tepat di belakang pria itu. Z lantas menyelempangkan sarungnya ke leher. Ternyata, sarung berwarna merah itu mengenai muka pria tersebut.

Z tak menyadari kejadian itu. Ia pun terus memilih barang yang hendak di belinya. Z lalu mengantre di belakang pria itu untuk membayar belanjaannya. Saat itulah pria tersebut memukul muka Z dan menunjuk-nunjuk bocah sembilan tahun itu.

"Setelah memukul Z, pria itu ngancam. Dia bilang, 'mati lu'. Saya makin enggak terima tahu begitu," kata Hega Airlangga Syahputra, kakak sepupu dari Z, kepada Republika, Senin (15/3).

Hega menjelaskan, Z membawa sarung ketika itu karena hendak ikut shalat Jumat. Sebelum ke masjid, Z pergi membeli permen karet bersama teman-temannya di minimarket tersebut.

Usai dipukuli dan diancam begitu, kata Hega, adik sepupunya itu hanya terdiam. Dia ketakutan. Bocah yang masih duduk di kelas 3 SD itu baru mengadukan kejadian itu kepada pamannya pada Jumat malam. "Saat ngadu itu barulah dia nangis. Dia syok," kata Hega.

Meski tak ada luka, kata Hega, Z jelas ketakutan dan trauma. Bahkan, adik sepupunya itu sampai tak bisa tidur pada malam usai kejadian. "Setelah dipeluk ibunya, baru Z bisa tidur," ungkap Hega.

Di lain sisi, Hega sendiri telah berupaya mencari pelaku pemukulan itu. Ia mencari pria tersebut dengan memeriksa sejumlah indekos di sekitar lokasi kejadian. Namun, pencariannya nihil.

Pada Ahad (14/3), lanjut Hega, ibu dari Z melaporkan kejadian itu ke Polres Metro Jakarta Pusat pada Ahad (14/3). Laporan diterima polisi dengan nomor LP 316/K/III/2021/Restro Jakpus.

Namun, pihak keluarga tak menyertakan hasil visum saat membuat laporan tersebut. Mereka terkendala biaya visum. "Ya itu masalahnya biaya. Ibunya Z itu hanya ibu rumah tangga. Sedangkan bapaknya sudah almarhum," kata Hega.

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Hengki Haryadi mengatakan, pihaknya akan mengusut tuntas kasus ini. Pihaknya juga sedang mencermati laporan tersebut dan kendala pihak keluarga korban untuk melakukan visum. "Jadi atensi kita (kasus ini)," kata Hengki, Senin.

Terpisah, Kapolsek Senen Kompol Ewo Samono mengatakan pihaknya juga telah mengerahkan tim untuk melakukan penyelidikan. "Pihak kami sedang melakukan pengecekan di lapangan," kata dia, Senin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement