Senin 15 Mar 2021 16:09 WIB

Pemprov Jateng Siapkan Ketentuan Pembelajaran Tatap Muka

Pembeelajaran tatap muka akan lebih baik jika guru telah memperoleh vaksinasi

Rep: bowo pribadi/ Red: Hiru Muhammad
Guru menerangkan pelajaran kepada siswa saat mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SD N Simbangdesa 1, Tulis, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Selasa (9/3/2021). Pemerintah setempat mulai memberlakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sejumlah sekolah di wilayah zona hijau COVID-19 dengan menerapkan protokol kesehatan ketat setelah beberapa bulan yang lalu menerapkan belajar daring di rumah.
Foto: ANTARA/Harviyan Perdana Putra
Guru menerangkan pelajaran kepada siswa saat mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SD N Simbangdesa 1, Tulis, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Selasa (9/3/2021). Pemerintah setempat mulai memberlakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sejumlah sekolah di wilayah zona hijau COVID-19 dengan menerapkan protokol kesehatan ketat setelah beberapa bulan yang lalu menerapkan belajar daring di rumah.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG--Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah sedang mempersiapkan sejumlah strategi pembelajaran tatap muka (PTM) untuk sejumlah jenjang pendidikan, yang ada di daerahnya.

Terkait dengan persiapan tersebut, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menegaskan –saat ini—sedang disusun berbagai ketentuan yang penting dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan PTM di sekolah.

Perihal persiapan PTM tersebut juga sudah dikkomunikasikan gubernur, bersama dengan para bupati/ wali kota, agar masing- masing menyiapkan sekolah yang akan melakukan uji coba PTM di daerahnya.

“Tadi kita sudah bicara dengan bupati dan Wali Kota agar mereka menyiapkan sekolah mana saja yang akan diuji coba. Belum semuanya,” ungkapnya, usai memimpin rapat koordinasi percepatan penanganan Covid-19, di Gedung A Kantor Setda Provinsi Jawa Tengah, Senin (15/3).

Gubernur mengatakan, pelaksanaan pembelajaran tatap muka di sekolah harus betul- betul disiapkan secara matang, agar dalam pelaksanaannya nanti tidak menghadapi banyak kendala maupun persoaalan.

Mulai dari pembatasan kelasnya, sistem transportasi dari rumah ke sekolah dan sebaliknya, hingga fasilitas yang harus disediakan untuk menegakkan protokol kesehatan di lingkungan belajar siswa.

“Sekarang kita persiapkan dulu, sehingga ketika nanti –katakan-- bulan Juli sudah harus dilaksanakan, setidaknya kita sudah belajar betul dalam beberapa bulan ini untuk memastikan bahwa[L1]  PTM di sekolah sungguh sudah siap,” terangnya.

Kendati begitu, gubernur juga tetap menginginkan serta memastikan, pembelajaran tatap muka akan lebih tenang jika program vaksinasi dengan sasaran para guru sudah dilaksanakan oleh Pemerintah.

Karena guru juga bias diklasifikasikan tenaga pelayan publik , Ganjar menjelaskan bahwa guru merupakan pelayan publik yang juga harus mendapatkan vaksin Covid-19 agar aktivitasnya juga bias terlindungi.

Makanya, untuk vaksinasi dengan sasaran guru –nantinya-- akan diprioritaskan terhadap mereka (para guru) yang mengajar di sekolah- sekolah, yang sudah siap dalam melaksanakan pembelajaran tatap muka.

“Minimal gurunya juga divaksin dulu, maka itu menjadi prioritas Pemprov Jawa Tengah agar sekolah kita bisa memberikan perlindungan saat akan melakukan uji coba tatap muka,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo menyampaikan bahwa rencana pembelajaran tatap muka sedang disiapkan ketentunan-ketentuannya.

Beberapa ketentuan yang dimaksud --di antaranya-- adalah sekolah mana saja, seperti apa sarana dan prasarana pendukung protokol kesehatan di lingkungan belajarnya dan beberapa hal lainnnya.

Sedangkan untuk prioritas vaksinasi terhadap (sasaran guru), Yulianto menerangkan bahwa untuk saat ini ketentuan dari pusat agar vaksinasi masih difokuskan kepada pelayan publik di atas 50 tahun.

“Untuk vaksin guru, kalau itu memang menjadi syarat nanti juga kita akan siapkan. Tapi untuk saat ini ketentuan dari pusat, vaksinasi diperuntukkan bagi warga  dengan usia 50 tahun ke atas,” terangnya.

Yulianto juga memberikan saran --bagi sekolah yang siap melaksanakan pembelajaran tatap muka-- harus benar- benar memperhatikan protokol kesehatan yang ketat.

Mulai dari menyediakan tempat cuci tangan, alat cek suhu, kewajiabn memakai masker, pembatasan jumlah siswa di dalam kelas, jaga jarak hingga tidak ada cium tangan siswa kepada guru.

“Sebenarnya dengan disiplin melaksanakan protokol kesehatan yang ketat dan upaya pencegahan dengan baik, sekolah –mungkin-- sudah bisa melaksanakan proses pembelajaran secara tatap muka,” lanjutnya.

Tetapi, masih ungkap Yulianto, semua pihak harus tetap berhati- hati dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan dan pencegahan, dalam rangka meminimalkan risiko penyebaran Covid-19 di masa pandemi seperti sekarang ini.

Sehingga risiko penyebaran dan penularan Covid-19 di lingkungan sekolah akan dapat diminimalisir. “Sehingga proses belajar bias dilaksanakan dengan aman dan tenang,” katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement