Senin 15 Mar 2021 14:49 WIB

Polisi Belanda Bubarkan Aksi Protes Pembatasan Sosial

Pengunjuk rasa mengkritik kebijakan pembatasan sosial seperti jam malam di Belanda

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Polisi Belanda
Polisi Belanda

REPUBLIKA.CO.ID, DEN HAAG -- Kepolisian Belanda membubarkan ratusan pengunjuk rasa yang memprotes peraturan pembatasan sosial pandemi virus kcrona. Unjuk rasa itu digelar satu hari sebelum pemilihan umum digelar. Para pengunjuk rasa mengkritik kebijakan pembatasan sosial seperti jam malam.

Selama unjuk rasa mereka mengabaikan peraturan jaga jarak dan polisi yang meminta mereka pulang. Pihak berwenang Belanda menggunakan water canon, pasukan berkuda dan tongkat untuk membubarkan massa.

Baca Juga

Polisi juga sempat melepaskan tembakan peringatan setelah pengunjuk rasa menendang anjing polisi dan mengancam petugas. Polisi mengatakan setidaknya 20 orang ditahan dan dua pengunjuk rasa terluka.

"Kami tidak ingin pemerintahan yang sama lagi," kata salah satu pengunjuk rasa Elsvis Vanheenst seperti dikutip Deutsche Welle, Senin (15/3).

Sejumlah pengunjuk rasa membawa spanduk bertuliskan 'Cinta dan Kebebasan : Tidak Untuk Kediktatoran'. "Mungkin memang ada virus tapi menutup masyarakat sepenuhnya tidak proporsional," kata pengunjuk rasa lainnya Michel Koot.

Pemerintah menahan sejumlah kereta api setelah pihak berwenang menilai jumlah pengunjuk rasa mencapai batas maksimal. Unjuk rasa serupa juga digelar di Amsterdam dan Eindhoven. Hal itu menunjukkan sebagian masyarakat sudah tidak sabar pada peraturan pembatasan sosial tapi masih didukung sebagian besar pemilih.

Angka infeksi virus corona di Belanda masih cukup tinggi, kasus kematian Covid-19 di Negeri Kincir Angin di atas 16 ribu. Di saat yang sama, negara itu tengah menggelar pemilihan umum.

Tempat pemungutan suara dibuka selama tiga hari untuk memastikan antrean tidak terlalu padat. Jajak pendapat menunjukkan Perdana Menteri Mark Rutte dan partainya People's Party for Freedom yang haluan liberal akan memenangkan periode keempat sebagai pemimpin koalisi pemerintah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement