Ahad 14 Mar 2021 23:15 WIB

Sekjen PBNU: Tugas Agama Bebaskan dari 2 Aspek Keterjajahan

Dua keterjajahan umat yaitu rasa lapar dan ketakutan

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Sekretaris Jenderal PBNU, Helmy Faishal Zaini, menggarisbawahi tugas penting agama bebaskan umat dari dua keterjajahan umat yaitu rasa lapar dan ketakutan
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Sekretaris Jenderal PBNU, Helmy Faishal Zaini, menggarisbawahi tugas penting agama bebaskan umat dari dua keterjajahan umat yaitu rasa lapar dan ketakutan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU), Helmy Faishal Zaini menyatakan agama memiliki tugas utama untuk membebaskan umatnya dari dua keterjajahan. 

Hal ini disampaikan Helmy dalam rangkaian acara peresmian Shafiec UNU Yogyakarta dengan tema Festival Pesantren Berkarya “Kreatif & Berdaya”.

Baca Juga

Menurut dia, tema tersebut diangkat dalam konteks membangun ekonomi pesantren, terutama yang berbasis ekonomi syariah. Hal ini tidak lepas dari spirit yang terkandung dalam Alquran.

“Ini tidak lepas dari spirit sebagaimana dalam Alquran disebutkan bahwa tugas agama adalah pada akhirnya melakukan tranformasi besar,” ujar Helmy saat sambutan secara virtual dalam acara Festival Pesantren Berkarya “Kreatif & Berdaya”, Ahad (14/3).

Dia pun mengutip firman Allah SWT dalam surat Quraisy ayat 3-4, yang artinya, “Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka‘bah), yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan.” (QS. Quraisy: 3-4).

Berdasarkan ayat tersebut, menurut Helmy, maka agama sebenarnya memiliki dua tugas utama, yaitu membebaskan umat dari rasa lapar dan ketakutan. 

“Bahwa tugas agama harus membebaskan umatnya dari dua keterjajahan, pertama membebaskan umatnya dari rasa lapar dan kedua dari ketakutan,” ucap Helmy.

Dalam konteks melakukan transformasi tersebut, lanjutnya, maka mau tidak mau harus membangun ekonomi yang kuat sebagaimana yang telah diupayakan KH Hasyim Asy’ari dan para muassis Nahdlatul Ulama (NU) lainnya. 

Menurut dia, para ulama dan kiai sejak dulu sudah membangun perkumpulan Nahdlatut Tujjar (kebangkitan para pedagang) untuk penguatan ekonomi umat.

“Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari dan para muassis lainnya jauh sebelum berdirinya jamiyah NU justru beliau-beliau ini memiliki konsen yang besar dalam pengembangan dan penguatan ekonomi keumatan,” kata Helmy.

Karena itu, dia menyambut baik lembaga Center for Sharia Finance and Digital Economy (Shafiec) yang dirikan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta. 

Menurut dia, pusat keuangan syariah dan ekonomi digital ini dapat memperkuat ekonomi keumatan.

“Mudah-mudahan ini menjadi upaya penting untuk melakukan transformasi terutama pemberdayaan ekonomi keumatan melalui basis-basis layanan di pondok-pondok pesantren,” jelas Helmy.

Dalam acara yang sama, Rektor UNU Yogyakarta, Prof Purwo Santoso mengatakan, peluncuran lembaga Shafiec ini menandai kemajuan UNU Yogyakarta selama empat tahun terakhir ini. 

Dia berharap, pendidikan tinggi bisa lebih berperan lagi dalam mengembangkan keuangan syariah dan ekonomi digital di Indonesia.

“Launching Shafiec ini menandai gerak majunya, dan juga semakin dominannya peranan pendidikan tinggi,” kata Prof Purwo.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement