Ahad 14 Mar 2021 20:07 WIB

Saat Ulama Lakukan Kesalahan, Apa Sikap yang Kita Ambil? 

Ulama juga manusia berpotensi melakukan kesalahan

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Ulama juga manusia berpotensi melakukan kesalahan. Ilustrasi ulama
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Ulama juga manusia berpotensi melakukan kesalahan. Ilustrasi ulama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Umat Islam terdahulu selalu menghormati para ulama, termasuk ketika ulama tersebut terpeleset atau salah dalam menyampaikan ajaran Islam. Para ulama tersebut tidak boleh dihina di hadapan khalayak umum meskipun salah dalam menyampaikan pendapatnya.

Sepeninggal Rasulullah memang tidak ada seorangpun yang ma’shum atau terbebas dari kesalahan. Begitu pula orang alim, dia pun tidak akan lepas dari kesalahan. 

Baca Juga

Kendati demikian, seseorang yang terjatuh dalam kesalahan, janganlah kesalahannya itu digunakan untuk menjatuhkan dirinya.

Dikutip dari laman Saaid, berikut enam langkah untuk menyikapi penyimpangan ulama:

Pertama, kita harus memperhatikan ucapannya yang dinukil dari para ulama atau melakukan verifikasi. Karena, tidak semua yang dikaitkan dengan ulama adalah benar. Jadi, umat Islam harus mengetahui ucapan dan fatwa yang diatribusikan kepada beberapa ulama, sehingga menjadi jelas bahwa mereka salah.

Kedua, membedakan sikap terhadap kesalahan yang memang kodrat manusia dan orang yang memang bersalah.

Para ulama tentu tidak terlepas dari kesalahan. Karena, kesalahan berasal dari sifat manusia. Ketika ada ulama yang salah, maka kita kita harus menyikapinya secara baik, dilandasi kasih sayang, dan berusaha memaafkannya. Dari Anas bin Malik RA berkata, Rasulullah SAW bersabda:

 كل بني آدم خطاء وخير الخطائين التوابون "Seluruh Bani Adam (manusia) banyak melakukan kesalahan (dosa), dan sebaik-baik manusia yang banyak kesalahannya (dosanya) adalah yang banyak bertaubat."

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement