Ahad 14 Mar 2021 15:33 WIB

Pemuda Bangladesh Buat Ambulans Murah untuk Warga Miskin

Ambulasn dapat digunakan dengan hanya membayar tujuh dolar untuk jarak 25 km

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Gita Amanda
Pemuda di Bangladesh membuat ambulans murah Safewheels yang bisa diakses warga miskin.
Foto: Safewheel.xyz
Pemuda di Bangladesh membuat ambulans murah Safewheels yang bisa diakses warga miskin.

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Ketika kehilangan orang yang dicintainya dalam kecelakaan pada 2016 karena kurangnya dukungan ambulans, Faysal Islam, justru menjadikannya ide inovasi. Islam meluncurkan proyek Safewheel bersama dua temannya untuk memberikan layanan medis murah ke daerah pedesaan terpencil di Bangladesh.

Islam yang berusia 24 tahun itu baru dinobatkan sebagai Commonwealth Young Person of the Year 2021 untuk regional Asia dan mendapat hadiah uang sebesar 7 ribu dolar AS. Islam menang atas pendekatan inovatifnya yang memberi sumbangsih pada masyarakat.

"Paman saya meninggal pada tahun 2016 karena tidak ada ambulans yang tersedia. Kejadian ini mendorong saya untuk melakukan sesuatu untuk memfasilitasi perawatan medis bagi orang-orang," kata Islam selaku salah satu pendiri dan kepala pengembangan bisnis Safewheel seperti dilansir dari Arab News pada Ahad (14/3).

Safewheel menggunakan ambulans roda tiga untuk menyediakan perawatan kesehatan berdasar panggilan. Proyek itu dirancang sebagai usaha sosial dan diluncurkan pada 2019 oleh Islam dan teman-teman universitasnya Rafiq Islam, (26 tahun), dan Anas Makki, (25).

Namun, penundaan yang disebabkan oleh pandemi virus corona membuat ketiganya secara resmi baru dapat meluncurkan proyek tersebut pada bulan lalu. "Kami telah mengerjakan proyek ini selama tiga tahun terakhir. Program percontohan diluncurkan di distrik Nogaon pada tahun 2019, dan sangat berhasil. Kami melayani lebih dari 1.000 warga desa dengan 10 kendaraan," ujar Islam.

Saat ini, Safewheel melayani hampir 100 desa di distrik Feni, 156 kilometer (km) dari Ibu Kota Dhaka, dengan menggunakan satu ambulans. Distrik Feni terdiri dari 564 desa, dengan total populasi hampir 1,5 juta menurut data pemerintah.

Sebagian besar penduduk di sana mengandalkan pertanian untuk mata pencaharian mereka. Sejumlah besar bekerja di Timur Tengah sebagai pekerja migran. Sumber daya keuangan terbatas dan layanan medis dianggap langka disana.

Islam mengatakan, operasi Safewheel diluncurkan di Feni karena keuntungan geografisnya. Wilayah tersebut terjepit di antara Dhaka dan kota komersial Chottogram, dan memiliki jaringan komunikasi yang kuat.

"Orang-orang dari Feni dapat menelepon kantor lokal Safewheel untuk menggunakan layanan ambulans. Ini bukan layanan gratis karena kami ingin menjadikannya model yang berkelanjutan," ucap Islam.

Islam tak menggratiskan layanan ambulansnya karena ingin bisnisnya punya kecukupan modal. Ia mengeklaim warga tidak mengeluh atas penerapan biaya. Biaya ambulans untuk menempuh jarak 25 km adalah sekitar tujuh dolar AS, tiga kali lebih murah daripada ambulans tradisional.

Dalam tiga pekan terakhir, lusinan orang telah menggunakan layanan ambulans Safewheel. Islam mendapati beberapa pengguna layanan mengatakan mereka mungkin tidak akan mampu atau menerima perawatan medis tanpa Safewheel.

Bulan depan, Safewheel berencana menambah tiga kendaraan lagi dalam armadanya. Dengan demikian, Safewheel bisa memperluas jangkauan ke 500 desa. Safewheel juga berkomitmen menyediakan petugas paramedis di dalam ambulans.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement