Sabtu 13 Mar 2021 23:49 WIB

IOC tak Wajibkan Vaksinasi Atlet Olimpiade Tokyo

Vaksinasi untuk virus corona tidak akan menjadi persyaratan atlet Olimpiade Tokyo.

Presiden Komite Olimpiade Internasional Thomas Bach berbicara dalam konferensi pers di Tokyo, Jepang, 16 November 2020. Bach sedang dalam kunjungan tiga hari ke Tokyo untuk membahas Olimpiade dan Paralimpiade 2020 yang ditunda karena pandemi Covid-19. Vaksin virus yang baru-baru ini diumumkan telah meningkatkan harapan bahwa Olimpiade akan dilanjutkan dengan penonton asing.
Foto: EPA-EFE/Carl Court / POOL
Presiden Komite Olimpiade Internasional Thomas Bach berbicara dalam konferensi pers di Tokyo, Jepang, 16 November 2020. Bach sedang dalam kunjungan tiga hari ke Tokyo untuk membahas Olimpiade dan Paralimpiade 2020 yang ditunda karena pandemi Covid-19. Vaksin virus yang baru-baru ini diumumkan telah meningkatkan harapan bahwa Olimpiade akan dilanjutkan dengan penonton asing.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach menegaskan kembali bahwa vaksinasi untuk virus corona tidak akan menjadi persyaratan bagi para atlet yang berkompetisi di Olimpiade Tokyo.

Jika negara tuan rumah Olimpiade itu mengalami penundaan dalam mendapatkan vaksin, maka ada kemungkinan beberapa atlet Jepang tidak mendapat vaksinasi sebelum ajang bergengsi tersebut dimulai pada 23 Juli.

Bach mengatakan IOC telah menjelaskan sejak awal bahwa mereka tidak akan memberlakukan kewajiban untuk vaksinasi, dan akan mengikuti pedoman pemerintah mengenai masalah tersebut."Para atlet dan panitia Olimpiade nasional harus mengikuti peraturan nasional tentang vaksinasi. Ini jelas tanggung jawab pemerintah, dan dalam hal itu, kami tidak akan ikut campur," kata Bach dikutip kantor berita Kyodo, Sabtu (13/3).

"Kami akan bekerja dengan NOC untuk mendapatkan sebanyak mungkin peserta yang divaksinasi, tetapi selalu mengikuti pedoman nasional yang relevan," ujar Bach.

Jepang akan menerima sekitar 100 juta dosis vaksin COVID-19 dari Pfizer pada Mei dan Juni, yang dinilai cukup untuk hampir setengah dari populasinya, menurut pemerintah Jepang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement