Besoknya aku kembali ke dermaga. Kepala dinas sudah menunggu. Ternyata tamu dari Jakarta yang ditunggu adalah rombongan Staf Khusus Presiden SBY, HS Dillon.
Aku memperkenalkan diri sebagai wartawan yang akan meliput wisata di Raja Ampat. Aku pun minta izin bergabung dengan rombongan HS Dillon. Hari itu aku pun berangkat ke Raja Ampat untuk kedua kalinya.
Seperti perjalanan kemarin, laut Raja Ampat tenang. Waktu paling ideal untuk datang ke Raja Ampat adalah bulan September sampai Mei. Memasuki bulan Juni hingga Agustus, ombak biasanya tinggi, bahkan bisa mencapai ketinggian empat meter.
Di Waisai aku berpisah dengan rombongan HS Dillon yang menghadiri acara di kantor kabupaten. Aku berjalan sendiri ke Pantai Waisai Torang Cinta (WTC) yang tak jauh dari hotel tempatku menginap.
WTC itu seperti Ancol. Sore hari penduduk ramai berkumpul. Aku mengobrol dengan penduduk setempat. Mereka sangat ramah dengan pendatang.
Esok paginya aku mengunjungi Pantai Waiwo. Pantai ini tak jauh dari Pantai WTC. Sekitar 15 menit saja perjalanan dengan kendaraan. Pantainya indah, pasirnya putih. Tak banyak orang yang datang, jadinya seperti punya pantai pribadi.
Cukup lama aku berada di pantai ini, menikmati lautnya yang indah. Tapi aku tak sempat untuk menyelam. Waktunya tak memungkinkan. Jadi aku harus puas dengan bermain dengan ikan-ikan hias yang bebas berenang di pinggir pantai.
Siangnya aku ikut rombongan HS Dillon kembali menyusuri pulau-pulau di Raja Ampat. Beruntung lokasi yang dikunjungi berbeda dengan rombongan Irman Gusman sebelumnya. Aku jadi punya banyak bahan untuk menulis. Kami juga singgah di pulau yang berbeda, dan menikmati keindahan alamnya.