Jumat 12 Mar 2021 14:14 WIB

Aliran Sungai di Sidoarjo Tercemar Mikroplastik

Uji mikroplastik bertujuan menyosialisakan bahaya penggunaan plastik sekali pakai.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Andi Nur Aminah
Universitas Maarif Hasyim Latif (UMAHA), Sidoarjo melakukan uji mikroplastik di Kali Pelayaran, Sidoarjo, Jatim.
Foto: UMAHA
Universitas Maarif Hasyim Latif (UMAHA), Sidoarjo melakukan uji mikroplastik di Kali Pelayaran, Sidoarjo, Jatim.

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Aliran sungai Pelayaran di Sidoarjo, Jawa Timuran (Jatim) dilaporkan telah tercemar mikroplastik. Hal ini diungkapkan berdasarkan uji sungai yang dilakukan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum (FH) Universitas Maarif Hasyim Latif (Umaha), Sidoarjo, Kamis (11/3).

Mahasiswa FH UMAHA, Nely Agustin mengatakan, UMAHA sebelumnya membuka Klinik Uji Mikroplastik di Sidoarjo. Kegiatan ini bertujuan mengajak sivitas akademika untuk mengetahui kondisi pencemaran mikroplastik di sepanjang sungai wilayah Sidoarjo. "Dan dampaknya pada kesehatan, untuk itu kami membuka klinik untuk menguji kadar mikroplastik di Kali Pelayaran dan Kali brantas yang melalui wilayah Sidoarjo,” ungkap Ketua Panitia Agenda Uji Mikroplastik tersebut.

Baca Juga

Agenda diawali dengan paparan kondisi pencemaran mikroplastik di Kali Brantas dan dampak kesehatannya. Dilanjutkan dengan pengambilan sampel mikroplastik di Kali Pelayaran yang menjadi bahan baku PDAM Delta Tirta Sidoarjo. Kegiatan ini diikuti lebih 40 peserta, baik dari SMA dan SMKN di wilayah Sidoarjo maupun mahasiswa di beberapa perguruan tinggi Surabaya dan Sidoarjo.

Tim peneliti ECOTON, Andreas Agus Kristanto menyatakan, kegiatan Klinik Uji Mikroplastik ini bertujuan untuk menyosialisakan bahaya penggunaan plastik sekali pakai. Lalu mengimbau masyarakat terutama mahasiswa untuk mengurangi pemakaian plastik sekali pakai. "Seperti botol air minum sekali pakai, tas kresek, sedotan, sachet dan styrofoam," kata Andreas yang turut hadir di agenda UMAHA.

Menurut Andreas, pengujian air dalam agenda UMAHA menggunakan plankton net. Alat ini ditunjukkan untuk mengambil 100 liter air dari Sungai Brantas dan Kali Pelayaran di sekitar Kampus UMAHA. Kemudian menguji keberadaan mikroplastik dengan menggunakan mikroskop binokuler dan pembesaran 100 hingga 400 kali.

Hasil uji menunjukkan air di Kali Pelayaran mengandung mikroplastik jenis fiber dan fragmen. Dari 10 mililiter (ml) air yang diambil terdapat tiga partikel mikroplastik. "Dari total 100 ml air sampel,” ungkap Andreas.

Dengan adanya temuan mikroplastik di Kali Pelayaran, kata Andreas, ini menjadi tanda bahaya bagi masyarakat konsumen PDAM Delta Tirta. Yang bersangkutan harus segera mengendalikan pencemaran sampah plastik di Kali Pelayaran. 

Sementara itu, Dekan FH UMAHA, Zamroni mengatakan, kampus akan melakukan berbagai upaya untuk mengendalian pencemaran sungai. Salah satunya melalui program KKN tematik di desa sepanjang Sungai Pelayaran. Kampus perlu melakukan edukasi dan peningkatan kesadaran untuk tidak membuang sampah dan memperlakukan sungai lebih baik. 

Di kesempatan itu, Zamroni juga mengikrarkan kampanye "Kampus Bebas Tas Kresek". Hal ini dilakukan sebagai upaya mengendalikan pencemaran sampah plastik di Kampus UMAHA.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement