Kamis 11 Mar 2021 13:08 WIB

Tujuh Aturan Diet Populer yang tak Apa Jika Diabaikan

Makan nasi putih tidak memberikan dampak buruk asal tak disantap berlebihan.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Aturan diet populer yang tidak apa jika diabaikan (ilustrasi)
Foto: PxHere
Aturan diet populer yang tidak apa jika diabaikan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam melakukan pengaturan pola makan alias diet, selalu ada berbagai aturan yang membayangi. Rupanya, sebagian dari aturan tersebut masih bisa diabaikan dan tidak perlu selalu diterapkan.

Para pakar diet memberikan sejumlah alasan mengapa ada sederet aturan yang tidak terlalu penting dilakukan. Berikut tujuh aturan yang boleh diabaikan atau dilanggar tanpa perlu merasa bersalah, seperti dilansir di laman KSL, Kamis (11/3):

1. Hanya mengonsumsi 'makanan baik'

Banyak anggapan umum mengenai mana makanan baik dan mana makanan buruk. Mereka yang melakoni diet cenderung menghindari konsumsi makanan yang masuk dalam daftar makanan buruk tersebut.

Dosen di Endicott College sekaligus pakar diet Maria Adams menyarankan untuk berhenti membuat pelabelan pada makanan. Bersikaplah lebih fleksibel soal apa yang disantap, tapi dengan pola makan realistis.

2. Jangan makan setelah pukul 19.00

Banyak orang menerapkan aturan diet yang cukup populer ini, yakni menahan diri tidak makan jika sudah melewati pukul tujuh malam. Namun, ini bukanlah hal yang akan disarankan oleh pakar diet Anne Mauney.

Menurut Mauney, mengabaikan isyarat dari tubuh malah membuat perut lekas lapar dan seseorang sering terbangun tengah malam dalam kondisi keroncongan. Artinya, tak perlu menahan diri untuk makan pada malam hari.

3. Tidak menyantap karbohidrat

Penulis buku Finally Full, Finally Slim, Lisa Young, tak sepakat dengan aturan ini. Menurut dia, karbohidrat adalah makronutrien yang sangat penting bagi tubuh, meski sebagian pelaku diet enggan menyantapnya.

Bagaimanapun, karbohidrat merupakan sumber energi krusial untuk otak. Makan nasi putih tidak memberikan dampak buruk, asal tidak disantap berlebihan. Jika tetap ragu, ganti dengan nasi cokelat, ubi, oat, atau kinoa.

4. Makan enam porsi kecil sehari

Faktanya, tidak ada aturan baku mengenai berapa kali seseorang harus makan dalam sehari untuk mengoptimalkan kesehatan. Tiap orang bisa menerapkan pola berbeda asal sesuai dengan kondisi tubuhnya.

Itu sebabnya aturan diet untuk makan enam porsi kecil sehari tidak masalah jika diabaikan. Bisa saja ini memberikan dampak positif bagi orang tertentu, tapi ada juga yang cukup dengan makan dua kali atau tiga kali sehari.

5. Tidak makan sesuatu yang putih

Nasi putih, roti putih, pasta putih, kentang putih, bahkan buah pisang yang putih kerap dijadikan pantangan bagi sebagian pelaku diet. Sebagai ahli nutrisi, KeyVion Miller malah meminta mengabaikan aturan itu.

Bagi Miller, semua makanan berwarna putih aman-aman saja dikonsumsi ketika ingin mengendalikan berat badan. Dengan catatan, diimbangi dengan sayuran serta makanan kaya serat seperti kacang polong dan lentil.

6. Belanja seperlunya di toko bahan makanan

Tujuan aturan ini adalah mendapat bahan makanan yang paling segar dan tersehat sambil menjauhi makanan olahan serta kemasan. Ahli gizi berlisensi Kristen Smith tidak sepenuhnya setuju dengan aturan ini.

Dia malah menyarankan memasuki lorong-lorong toko bahan makanan atau pasar. Pembeli bisa berburu makanan padat nutrisi seperti biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran kaleng, juga minyak zaitun yang sehat.

7. Tidak makan makanan yang diproses

Pakar nutrisi Sarah Schlichter menjamin masih banyak manfaat sehat dari makanan yang diproses. Beberapa jenis yang dia rekomendasikan termasuk tuna kaleng, yogurt, keju, sayuran beku, dan buncis kalengan.

"Diet dengan makanan utuh memang punya banyak keuntungan, tetapi makanan yang diproses tetap bisa menawarkan nutrisi baik untuk tubuh," ujar Schlichter.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement