Kamis 11 Mar 2021 10:23 WIB

Meneladani Nabi dalam Misi Perjalanan Suci

Dalam konteks kekinian, pelajaran yang dapat diambil dari Isra' Miraj itu masih ada.

Isra dan Miraj (ilustrasi).
Foto:

Dari Baitul Maqdis, Nabi Muhammad saw. melakukan miraj, melampaui ruang dan waktu, melintasi tujuh langit, dan bertemu dengan beberapa nabi terdahulu, yaitu Nabi Adam AS di langit pertama, Nabi Isa AS di langit kedua, Nabi Yusuf AS di langit ketiga, Nabi Idris AS di langit keempat, Harun di langit kelima, Nabi Musa AS di langit keenam, dan Nabi Ibrahim AS di langit ketujuh. 

Nabi Muhammad SAW akhirnya tiba di sidratul muntaha, simbol puncak pengetahuan yang mungkin dicapai oleh makhluk. Segala sesuatu di atasnya adalah misteri tersembunyi yang hanya diketahui oleh Allah semata. 

Kisah ini digambarkan dalam Surah an-Najm:16-18, "(Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya, penglihatannya (Muhammad) tidak menyimpang dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sungguh, dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kebesaran) Tuhannya yang paling besar."

 

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement