Kamis 11 Mar 2021 10:22 WIB

Kapankah Peristiwa Isra dan Mi'raj Terjadi?

Peristiwa Isra Mi'raj ini disebutkan dalam Alquran surat Al Isra ayat 1.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Kapankah Peristiwa Isra dan Mi'raj Terjadi?
Foto: MUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA
Kapankah Peristiwa Isra dan Mi'raj Terjadi?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isra Mi'raj merupakan peristiwa besar yang dialami Nabi Muhammad SAW. Di mana Nabi Muhammad SAW dalam satu malam melakukan perjalanan suci dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa hingga menuju Sidratul Muntaha.

Isra dan Mi'raj adalah dua peristiwa yang berbeda. Menurut Ustadz Jeje Zainuddin, perjalanan Isra dan Mi'raj terdiri dari dua bagian peristiwa yang penting. Pertama, peristiwa Isra, yaitu perjalanan Nabi di malam hari yang mengagumkan dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina yang ditempuh hanya dalam hitungan jam.

Baca Juga

"Dinamakan Isra, karena memang perjalanan di waktu malam," kata dia dalam pesan tertulis, Rabu malam (10/3).

Sedangkan bagian kedua adalah peristiwa Mi'raj. Menurut Jeje, Miraj berarti naik, yaitu naik ke langit tertinggi yang disebut Sidratul Muntaha, puncak pencapaian tertinggi yang tidak ada lagi setelahnya.

Lalu kapan Isra dan Mi'raj itu terjadi? Menurut Jeje, terjadi perselisihan pendapat di kalangan para ilmuwan dan sejarawan Muslim tentang kepastian tanggal dan bulannya. Tetapi mayoritas kaum Muslimin meyakini riwayat yang menerangkan terjadi pada bulan Rajab tanggal 27 dan itulah yang secara luas diakui riwayat paling masyhur.

"Terjadinya peristiwa Isra Mi'raj adalah suatu kepastian yang dialami Nabi dalam perjalanan dakwahnya. Sebagaimana secara jelas dan tegas disebutkan secara eksplisit dalam Quran Surat Al Isra dan An Najmu," kata Jeje.

Tentu saja, peristiwa satu malam ini menguji keimanan umat Islam kala itu. Jarak Masjidil Haram dengan Masjid Aqsa di Baitul Maqdis adalah sekitar 1.500 Km atau memerlukan perjalanan sekitar 40 hari menggunakan unta. 

Sehingga banyak orang Quraish saat itu menganggap perjalanan Isra dan Mi'raj Nabi hanyalah bualan belaka. Namun, tidak dengan Abu Bakar, ia adalah sahabat yang pertama kali menerima dan meyakini cerita Nabi tentang perjalanan suci itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement