Kamis 11 Mar 2021 09:52 WIB

Kemenristek Cari Mitra Produksi GeNose C19

Impor bahan baku GeNose membutuhkan biaya besar.

Kemenristek Cari Mitra Produksi GeNose C19. Pelajar merakit alat pendeteksi COVID-19 karya Universitas Gadjah Mada GeNose C19 di SMK SMTI Yogyakarta, Rabu (3/3/2021). Perakitan GeNose C19 yang dilakukan oleh pelajar kelas XII jurusan Kimia Industri dan Teknik Mekantronika SMK SMTI Yogyakarta itu berlangsung sejak Februari 2021 dengan kapasitas produksi sekitar 300 unit per hari.
Foto: Andreas Fitri Atmoko/Antara
Kemenristek Cari Mitra Produksi GeNose C19. Pelajar merakit alat pendeteksi COVID-19 karya Universitas Gadjah Mada GeNose C19 di SMK SMTI Yogyakarta, Rabu (3/3/2021). Perakitan GeNose C19 yang dilakukan oleh pelajar kelas XII jurusan Kimia Industri dan Teknik Mekantronika SMK SMTI Yogyakarta itu berlangsung sejak Februari 2021 dengan kapasitas produksi sekitar 300 unit per hari.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek)/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berupaya mencari mitra industri untuk memproduksi alat skrining Covid-19 berbasis embusan napas, GeNose C19.

"Untuk produksi ini cara terbaik adalah memitrakan Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan perusahaan swasta atau BUMN, sebenarnya sudah ada beberapa yang kami pertemukan," kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR RI, Rabu malam (10/3).

Baca Juga

Ia menuturkan ada bahan yang harus diimpor untuk pembuatan GeNose C19, seperti sensor. Sedangkan impor tersebut membutuhkan dana yang besar sehingga perlu mitra untuk mendukung pendanaan produksinya.

Kemenristek hanya mengalokasikan anggaran untuk riset GeNose C19, sehingga perlu mitra lain untuk produksi alat itu. Bambang menuturkan ada permintaan yang luar biasa terhadap GeNose C19, namun suplainya masih terbatas, dan daftar tunggu pembeli masih panjang.

"Jangan sampai kita keduluan negara lain yang kemudian meng-copy model-model seperti GeNose, jadi solusinya adalah kita mencoba mencarikan mitra industri," tuturnya.

GeNose C19 atau Gadjah Mada Electronic Nose bekerja dengan memindai embusan napas seseorang menggunakan kecerdasan artifisial. Alat inovasi Universitas Gadjah Mada itu memiliki akurasi 95-97 persen dan memberikan hasil pemeriksaan yang cepat yakni kurang dari tiga menit.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement