Rabu 10 Mar 2021 16:16 WIB

Rusia Gelar Konferensi Bahas Konflik Afganistan

Konferensi membahas upaya untuk mengakhiri konflik di Afganistan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Bendera Rusia
Foto: forbes.com
Bendera Rusia

IHRAM.CO.ID, MOSKOW -- Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan akan menggelar konferensi yang membahas tentang konflik Afganistan. Konferensi itu akan digelar pada 18 Maret dan dihadiri oleh perwakilan Rusia, Amerika Serikat (AS), Cina, dan Pakistan.

Konferensi itu juga akan dihadiri oleh delegasi pemerintah Afghanistan dan perwakilan Taliban. Selain itu, Qatar yang menjadi tuan rumah pembicaraan damai intra-Afghanistan diundang dalam konferensi tersebut sebagai tamu kehormatan.

"Pertemuan akan fokus pada cara untuk membantu memajukan pembicaraan antar-Afghanistan di Doha, mengurangi tingkat kekerasan dan mengakhiri konflik bersenjata di Afghanistan dan membantunya berkembang sebagai negara yang merdeka, damai dan mandiri yang akan bebas dari terorisme dan perdagangan narkoba," ujar Zakharova, dilansir Aljazirah, Rabu (10/3).

Pertemuan ini menandai upaya Moskow untuk meningkatkan perannya dalam upaya perdamaian Afghanistan. Utusan khusus Presiden Rusia Vladimir Putih untuk Afghanistan, Zamir Kabulov mengatakan kepada kantor berita Sputnik bahwa Moskow siap menjadi tuan rumah untuk pembicaraan damai intra-Afghanistan.

Moskow berperang selama 10 tahun di Afghanistan dan menarik pasukan Soviet dari Kabul pada 1989. Pada 2019, Moskow menjadi tuan rumah pembicaraan antara berbagai faksi Afghanistan. Kabulov mengatakan, pertemuan yang akan digelar di Moskow bertujuan untuk memberikan dorongan sehingga pembicaraan menjadi substantif.

"Kami akan membahas prospek penyelesaian di Afghanistan dan mencapai solusi," ujar Kabulov.

Rencana pertemuan Moskow muncul setelah AS memberikan sebuah rancangan rencana perdamaian kepada pejabat Afghanistan dan para pemimpin Taliban. Dalam rancangan itu, AS menyerukan untuk menggantikan pemerintah dengan pemerintahan sementara sembari menunggu pemilihan umum di bawah konstitusi baru. Proposal tersebut bertujuan untuk memulai kembali pembicaraan yang terhenti antara Taliban dan pemimpin Afghanistan di Qatar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement