Rabu 10 Mar 2021 06:56 WIB

Pengembang Vaksin Sputnik Ragukan Netralitas Uni Eropa

Pengembang vaksin Sputnik tuntut permintaan maaf pejabat Badan Obat-obatan Eropa

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Vaksin Rusia Sputnik V. Pengembang vaksin Sputnik tuntut permintaan maaf pejabat Badan Obat-obatan Eropa
Foto: EPA-EFE/Maxim Shipenkov
Vaksin Rusia Sputnik V. Pengembang vaksin Sputnik tuntut permintaan maaf pejabat Badan Obat-obatan Eropa

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pengembang vaksin Sputnik V Rusia, mengaku ragu dengan netralitas Badan Obat-obatan Eropa (EMA). Pernyataan yang dikeluarkan Selasa (9/3) itu terkait dengan komentar negatif seorang pejabat regulator Eropa yang mendesak negara-negara UE agar menahan diri saat menyetujui Sputnik V dalam waktu dekat.

"Kami menuntut permintaan maaf publik dari perwakilan EMA, Christa Wirthumer-Hoche atas komentar negatifnya ..., (yang) menimbulkan pertanyaan serius tentang kemungkinan campur tangan politik dalam tinjauan EMA yang sedang berlangsung," tulis pengembang di akun Twitter resmi Sputnik V dikutip dari Reuters, Rabu (10/3).

Pengembang mengatakan, Sputnik V telah diotorisasi oleh 46 negara. Hasil produksinya, juga telah disetujui atau sedang dinilai untuk persetujuan di tiga negara anggota Uni Eropa, Hungaria, Slovakia dan Republik Ceko.

Namun, dalam keterangan tertulis, EMA yang bermarkas di Amsterdam mengatakan, proses peninjauan memastikan bahwa semua negara UE akan memiliki akses ke obat-obatan yang dievaluasi secara efektif pada saat yang sama. Sekaligus, memastikan pemantauan keamanan terpusat di seluruh siklus hidup mereka.

Diketahui, Kepala dewan manajemen EMA Christa Wirthumer-Hoche mengatakan, dia akan menyarankan negara-negara Uni Eropa agar tidak memberikan otorisasi darurat nasional Sputnik V sementara EMA masih meninjau keamanan dan efektivitasnya.

EMA awal bulan ini menyebut, akan meninjau data dari uji coba vaksin yang sedang berlangsung sampai ada cukup bukti untuk aplikasi otorisasi pemasaran formal. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement