Rabu 10 Mar 2021 06:15 WIB

UEA akan Bangun Infrastruktur Senilai Rp 7,5 Triliun di Aceh

Kerjasama tersebut merupakan kelanjutan dari kesepakatan senilai 22.9 miliar USD.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Fakhruddin
UEA akan Bangun Proyek Infrastruktur Senilai Rp 7,5 Triliun (ilustrasi).
Foto: Antara/Irwansyah Putra
UEA akan Bangun Proyek Infrastruktur Senilai Rp 7,5 Triliun (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Uni Emirat Arab akan membangun beberapa proyek infrastruktur di Indonesia, termasuk resor pariwisata senilai jutaan dolar di Aceh. Serangkaian perjanjian juga telah ditandatangani oleh kedua belah pihak saat Menteri Energi dan Infrastruktur UEA Suhail Al-Mazroui berkunjung ke Jakarta, Jumat (5/3) lalu.

Kerjasama tersebut merupakan kelanjutan dari kesepakatan senilai 22.9 miliar USD (Rp. 327 triliun) yang telah ditandatangani Presiden Indonesia Joko Widodo di Abu Dhabi pada Januari tahun lalu. Kesepakatan investasi ini mencangkup pengembangan bidang energi, infrastruktur, dan pertambangan, yang dianggap sebagai potensi terbesar Indonesia.

Proyek pengembangan resor pariwisata, yang menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan bernilai antara $ 300 juta dan $ 500 juta (Rp. 4,3 triliun hingga Rp. 7,15 triliun), diharapkan akan dimulai di kabupaten Aceh Singkil pada bulan Mei 2021 mendatang. “Saya pikir dalam waktu dua bulan, kita bisa melihat kemajuan proyek ini di kawasan Singkil,” kata Pandjaitan saat konferensi bersama dengan Al-Mazroui yang dikutip di Arab News, Rabu (10/3).

Sementara itu, meski belum mengungkapkan secara lebih rinci, Al-Mazroui mengatakan bahwa beberapa pulau di lepas pantai utama Aceh telah diidentifikasi untuk resor tersebut. “Mudah-mudahan tim bisa merampungkannya dan selanjutnya kita akan melangkah ke tahap selanjutnya untuk mendapatkan kesepakatan yang pasti,” katanya.

Perjanjian proyek tersebut juga telah ditandatangani oleh Gubernur Aceh Nova Iriansyah dan Amine Abide, direktur eksekutif Murban Energy, sebuah perusahaan UEA yang portofolio investasinya mencakup pengembangan resor mewah di Maladewa dan Seychelles. Menurut pernyataan Duta Besar RI untuk UEA, Husin Bagis, salah satu pertimbangan untuk mengembangkan proyek di Aceh adalah hanya berjarak lima jam dari UEA dengan menggunakan pesawat. Dia mengatakan Abide telah mengunjungi sembilan pulau di Kabupaten Aceh Singkil yang masuk dalam daftar proyek.

Di antara perjanjian yang ditandatangani di Jakarta, yang menurut Al-Mazroui merupakan tindak lanjut dari yang ditandatangani di Abu Dhabi tahun lalu, adalah kesepakatan $1,2 miliar antara perusahaan logistik UEA Dubai Port (DP) World dan kelompok Maspion Indonesia untuk mengembangkan pelabuhan dan kawasan industri di Gresik, Jawa Timur.

Kesepakatan lain yang ditandatangani pada hari Jumat, kata Panjaitan, termasuk kesepakatan antara produsen senjata milik negara Indonesia Pindad dan produsen senjata kecil UEA Caracal untuk mengembangkan senapan serbu, drone, dan teknologi sistem pertahanan. LuLu Group International juga diharapkan memasuki negara Asia Tenggara, karena presiden direkturnya juga menandatangani perjanjian sewa properti pada hari Jumat untuk membuka hypermarket di pinggiran Jakarta.

Menteri Al-Mazroui mengisyaratkan bahwa kesepakatan lain mungkin juga menyusul setelah hubungan ekonomi yang baru ditempa antara UEA dan Indonesia. “Beberapa kesepakatan baru telah dipertimbangkan, yang sebelumnya tidak dibahas, dan inilah sifat hubungan tersebut,” katanya.

Al-Mazroui adalah pejabat pemerintah tingkat tinggi pertama dari UEA yang mengunjungi Indonesia sejak penandatanganan perjanjian koridor perjalanan aman bilateral pada Juli tahun lalu. Ia dan anggota delegasinya berada di Indonesia untuk menghadiri rangkaian acara Indonesia-Emirati Amazing Week yang diadakan di Jakarta, Solo, Bandung, dan Surabaya pada 1-8 Maret.

sumber: https://www.arabnews.com/node/1820961/world

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement