Selasa 09 Mar 2021 23:10 WIB

Jet Tempur F-16 Ikut Patroli Karhutla di Riau

Pesawat tempur akan terus melakukan patroli udara bersamaan dengan melakukan latihan

Empat pesawat tempur F16 TNI AU. Ilustrasi
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Empat pesawat tempur F16 TNI AU. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Pesawat jet tempur F-16 Lanud Roesmin Nurjadin ikut patroli dari udara untuk memantau lokasi titik api kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau, Selasa (9/3). Langkah ini bagian upaya mendukung penanganan karhutla di wilayah setempat.

"Pesawat tempur di Lanud ini akan terus melakukan patroli udara bersamaan dengan melaksanakan latihan, hal ini dilaksanakan sebagai upaya untuk mencegah terjadinya karhutla di Riau dan juga membantu pemerintahan daerah dalam upaya bersama-sama untuk mewujudkan Riau tanpa asap dan diharapkan semua elemen dapat mendukungnya," kata Komandan Lanud Roesmin Nurjadin (Rsn), Marsma TNI Andi Kustoro di Pekanbaru.

Ia menjelaskan "Rydder" Skadron Udara 16 Wing 6 Lanud Roesmin Nurjadin melakukan patroli udara di lokasi Karhutla di daerah Dasan, perbatasan Kabupaten Siak dan Bengkalis. Dalam patroli tersebut pilot mengambil foto titik api besar yang mengepulkan asap ke udara.

Ia mengatakan patroli karhutla itu dilakukan pada saat Skadron 16 melaksanakan latihan BFM (Basic Fighter Maneuver) di Military Training Area (MTA) Lanud Roesmin Nurjadin. "Harpy Flight terdiri dari dua pesawat, TS-1608 yang diawaki oleh Danskadud 16 Mayor Pnb Andri Setyawan, serta TS-1623 oleh Lettu Pnb Galih Rakasiwi dan Kapten Pnb Yusuf Atmanegara," katanya.

Danlanud Roesmin Nurjadin Marsma TNI Andi Kustoro mengatakan upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan akan terus dilakukan. Ia berharap patroli udara lewat pesawat tempur dapat mendeteksi dini pencegahan penyebaran Karhutla di Sumatera khususnya di Riau.

"Patroli karhutla di latihan profisiensi ini adalah salah satu fungsi dari Dinas Operasi Lanud Rsn sebagai Posko Udara Satgas Karhutla 2021. Hasilnya nanti akan langsung disampaikan oleh kru kepada posko Karhutla untuk tindakan pemadaman lebih lanjut," katanya.

Sementara itu, Gubernur Riau Syamsuar mengeluhkan masih ada kepala desa di daerah rawan karhutla yang lambat menindaklanjuti laporan masyarakat ketika terjadi kebakaran. "Kadang kepala desa ini ada yang segera menindaklanjuti, tapi ada juga yang lambat meresponnya," kata Syamsuar di Pekanbaru, Selasa.

Ia berharap semua pemangku kebijakan hingga tingkat tapak mulai dari RT, RW, kepala desa dan pemerintah kabupaten/kota bisa cepat merespon apabila ada laporan titik api. Tujuannya agar kebakaran lahan gambut tidak meluas karena ketika gambut terbakar akan sulit untuk memadamkannya kecuali ada hujan.

"Ini sudah kita lakukan secara bersama. Sudah ada dilakukan pemetaan terhadap titik rawan. Jadi saya minta, kita konsentrasikan kepada wilayah rawan ini kalau bisa sampai ke tingkat bawah, lapisan RT/RW. Agar mereka bisa memaklumi," ujar Syamsuar.

Persoalan karhutla di Riau, kata Syamsuar, butuh solusi yang permanen agar tidak terjadi berulang setiap tahunnya. Untuk itu, Syamsuar mengajak pemerintah kabupaten dan kota agar maksimal melaksanakan langkah-langkah terkait pencegahan dan penanganan.

"Kami perlu sampaikan kepada bupati dan wali kota, kita harus menyelesaikan persoalan karhutla secara permanen agar tidak itu saja kerja kita setiap tahun. Tentunya terhadap desa atau wilayah yang sering kebakaran ini, sudah ada langkah-langkah yang berkaitan dengan pencegahan hutan dan lahan. Sehingga kita harapkan mereka tahu dan tidak melakukan pembakaran," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement