Selasa 09 Mar 2021 18:54 WIB

Gandeng BUMN, Smelter Nikel Kolaka Ditargetkan Rampung 2024

Smelter Kolaka ini memiliki kapasitas produksi sebesar 27.800 ton Ni per tahun.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Smelter (Ilustrasi)
Smelter (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Ceria Nugraha Indotama memastikan proyek smelter yang ada di Kolaka, Sulawesi Tenggara akan rampung pada 2024 mendatang. Perusahaan terus bergerak mempercepat pembangunan pabrik bijih nikel dengan menggaet BUMN.

Deputi Direktur PT CNI, Djen Rizal menjelaskan perusahaan terus menggenjot pembangunan infrastruktur strategis di lokasi smelter. Untuk mempercepat pembangunan infrastruktur pabrik kata Djen Rizal, PT CNI  telah menggandeng sejumlah BUMN Indonesia, yakni PT Wijaya Karya (WIKA) dan PT PP, sedangkan  PT PLN untuk penyediaan sumber energi listriknya berdasarkan SPJBTL sebesar 350 MWatt.

Baca Juga

"Pembangunan smelter tetap on progres dan kami optimis smelter bisa selesai sesuai target meskipun sempat terkendala oleh pandemi Covid-19," ujar Djen Rizal, Selasa (9/3).

Kerjasama PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (Wika) fokus pada pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian Nikel Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) Produksi 3 dan 4 (2x27 MVA).

Kontrak kerja sama di bidang Engineering, Procurement, and Construction (EPC) itu senilai Rp2,8 triliun. Wika mendapat kepercayaan sebagai pelaksana proyek tersebut berdasarkan evaluasi administrasi, teknis, harga, kualifikasi, dan verifikasi oleh PT CNI.

Pabrik Feronikel tersebut akan terdiri dari dua lajur produksi, masing-masing lajur akan ditunjang dengan fasilitas produksi utama yaitu Rotary Dryer berkapasitas 196 ton per jam (wet base), dan Rotary Kiln berkapasitas 178 ton per jam (wet base).

Kemudian, Electric Furnace berkapasitas 72 MVA serta peralatan penunjang lainnya dengan target penyelesaian proyek pada tahun 2023 dan mampu mencapai kapasitas produksi sebesar 27.800 ton Ni per tahun (Ferronickel 22 persen Ni).

Selain itu kerja sama keduanya juga berfokus pada sinergi Engineering, Procurement, and Construction (EPC) Proyek Nickel Laterite Hydrometallurgy  dengan estimasi nilai kontrak sebesar 1,1 miliar dollar AS.

Proyek Pembangunan Fasilitas Pengolahan dan Pemurnian Kobalt dengan Teknologi (HPAL) yang menjadi inti pada kerja sama dengan CNI-Wika tersebut diproyeksikan memiliki kapasitas produksi per tahun sebesar 100.000 ton per tahun Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) (40.000 Ton Ni dan 4.100 Ton Co dalam MHP).

Sementara kerjasama CNI dan PP fokus pada pembangunan pabrik peleburan (smelter) Feronikel Fase 1(Jalur Produksi 1),Fase 2 (Jalur Produksi 2) dan Fase 4 (Jalur Produksi 5 dan 6).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement