Selasa 09 Mar 2021 15:07 WIB

Berjalan-jalan Usai Vaksinasi, Apa yang Perlu Diperhatikan?

Imunitas terbentuk dua pekan setelah vaksinasi kedua.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Traveling (Ilustrasi)
Foto: Piqsels
Traveling (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak negara di berbagai belahan dunia telah memulai vaksinasi COVID-19. Namun, vaksinasi bukan berarti tiket gratis untuk bepergian seperti sebelum pandemi.

Sampai semua orang diinokulasi terhadap COVID-19 atau terbukti bahwa vaksinasi mencegah penularan, orang yang divaksinasi perlu terus memakai masker dan menjaga jarak sosial untuk melindungi mereka yang tidak divaksinasi.

Baca Juga

Namun, meskipun perjalanan pasca-vaksin bukannya tanpa risiko. "Tidaklah tepat untuk memberi tahu orang-orang bahwa mereka harus melakukan hal yang persis sama setelah vaksinasi yang mereka lakukan sebelum divaksinasi, dan itu juga tidak benar," kata Dr. Leana Wen, dokter darurat dan profesor kesehatan masyarakat di Universitas George Washington, dilansir di CNN Traveler, Selasa (9/3).

Menurut Dr. Wen, orang-orang tidak akan ingin divaksinasi jika mereka berpikir bahwa mereka tidak dapat melakukan sesuatu yang berbeda setelah mendapatkan vaksin. Di sisi lain, kemanjuran vaksin COVID bergantung pada partisipasi yang luas.

Berikut pernyataan dokter yang perlu diketahui wisatawan sebelum melakukan perjalanan pasca-COVID:

Orang yang divaksinasi penuh terlindungi dengan baik

Panduan baru untuk orang yang divaksinasi yang dikeluarkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pada hari Senin (8/3). CDC menyatakan bahwa orang yang divaksinasi penuh dua minggu setelah suntikan terakhir mereka (atau dari satu-satunya suntikan, dalam kasus vaksin Johnson & Johnson) dapat berkumpul di dalam ruangan dengan orang-orang lain yang divaksinasi lengkap. Mereka boleh membuka masker dan tanpa jarak.  

Namun, individu yang divaksinasi, termasuk pelancong, harus terus mengikuti saran yang sudah ada. Ini termasuk mengenakan masker di depan umum dan menghindari perjalanan ketika kasus COVID-19 tinggi.  

Persyaratan badan tersebut bahwa semua pelancong ke AS menunjukkan hasil tes virus corona negatif masih berlaku untuk orang yang divaksinasi. Di luar karantina perjalanan yang diwajibkan secara hukum, pedoman tersebut juga menyatakan bahwa orang yang divaksinasi tidak perlu melakukan karantina sendiri setelah terpapar virus corona jika mereka tidak memiliki gejala.

Populasi yang divaksinasi masih akan melihat kasus, tetapi kasusnya pasti ringan, dan itulah yang penting bagi dokter.

"Kami tidak terlalu peduli jika ada yang pilek, kami peduli jika mereka masuk rumah sakit menggunakan ventilator," kata Wen.

Karena hasil studi tersebut, dokter seperti direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional AS Anthony Fauci mengatakan cukup aman bagi orang yang divaksinasi untuk berkumpul di dalam ruangan dan membuka masker. Catatannya, hanya dengan orang yang divaksinasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement