Selasa 09 Mar 2021 05:24 WIB

Studi: Penyintas Covid-19 Bisa Alami Risiko Masalah Kejiwaan

Studi Oxford sebut penyintas Covid-19 bisa alami masalah kejiwaan dan kognitif.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Studi Oxford sebut penyintas Covid-19 bisa alami masalah kejiwaan dan kognitif.
Foto: www.freepik.com
Studi Oxford sebut penyintas Covid-19 bisa alami masalah kejiwaan dan kognitif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyintas Covid-19 perlu mewaspadai risiko jangka panjang yang mungkin terjadi, meski sudah dinyatakan sembuh dari penyakit tersebut. Sebagian di antaranya adalah risiko terkait masalah kognitif dan kejiwaan.

Studi terbaru dari Oxford Brookes University mengungkapkan bahwa ada penyintas Covid-19 yang mengalami masalah kognfitif dan kejiwaan setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19. Masalah ini ada yang berlangsung dalam jangka pendek dan ada pula yang terjadi dalam jangka panjang.

Baca Juga

Masalah kognitif jangka pendek yang mungkin dialami penyintas Covid-19 adalah gangguan atensi atau fokus dan masalah daya ingat. Sekitar 45 persen penyintas Covid-19 diketahui mengalami gangguan atensi, dan sektiar 13-28 persen penyintas mengalami masalah daya ingat.

Hingga setengah penyintas Covid-19 juga melaporkan adanya masalah daya ingat jangka panjang. Hampir dari setengah penyintas Covid-19 juga melaporkan adanya gangguan atensi jangka panjang.

Seperti dilansir SlashGear, Senin (8/3), peneliti juga menyoroti bahwa mayoritas dari penyintas Covid-19 mengalami post traumatic stress disorder (PTSD). Ada cukup banyak pula penyintas yang bergelut dengan masalah kejiwaan lain seperti depresi.

Dari situ, masalah lain turut bermunculan. Sebagian pasien diketahui mengalami maslaah kesehatan otak jangka panjang. Mayoritas dari penyintas juga diketahui mengalami kelelahan dan gangguan afektif.

"Memahami konsekuensi kognitif dan neuropsikiatri dari Covid-19 penting bagi jutaan orang yang telah terdampak oleh virus (SARS-CoV-2) ini, dan juga bagi banyak kasus (Covid-19) yang tak terdeteksi," ujar peneliti Dr Sanjay Kumar dari Oxford Brookes University.

Dr Kumar mengatakan konsekuensi-konsekuensi tersebut penting untuk dipahami karena turut bredampak pada kapasitas seseorang dalam bekerja secara efektif. Konsekuensi-konsekuensi tersebut juga turut mempengaruhi kemampuan seseorang dalam mengelola keuangan, memiliki dorongan, membuat serta memperhitungkan keputusan, dan juga kemampuan dalam berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari.

"Meski hanya sebagian pasien yang mengalami komplikasi neuropsikiatri, dampaknya pada layanan kesehatan masyarakat dapat menjadi sigfinikan," timpal Dr Kumar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement