Senin 08 Mar 2021 19:07 WIB

Lazismu: Bantuan untuk Yaman Penguji Solidaritas

Bantuan untuk Yaman dinilai sebagai penguji solidaritas.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Hafil
Lazismu: Bantuan untuk Yaman Penguji Solidaritas. Foto: Pekerja di Yaman
Foto: EPA-EFE/YAHYA ARHAB
Lazismu: Bantuan untuk Yaman Penguji Solidaritas. Foto: Pekerja di Yaman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Ketua Badan Pengurus Lazismu Pusat, Hilman Latief mengatakan sepakat dengan ajakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk membentuk gerakan kemanusiaan bagi warga Yaman. Menurutnya usulan itu dapat menjadi agenda pembangkit solidaritas dan sensitivitas kemanusiaan Muslim Indonesia.

“Saya sepakat sekali dengan himbauan ini, karena ini menjadi agenda kemanusiaan yang akan menguji solidaritas dan sensitivitas kemanusiaan di kalangan Muslim di Indonesia terkait dengan krisis internasional yang ada, khususnya di Yaman, karena nampaknya kita belum cukup optimal untuk itu,” kata Hilman kepada Republika, Senin (8/3).

Baca Juga

Bantuan bagi Yaman sebenarnya telah digaungkan Lazismu sejak 2019 lalu melalui program Indonesia Peduli Yaman, namun tidak mendapatkan respon yang memuaskan, kata Hilman. Rendahnya antusias masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai negara paling dermawan di dunia ini, kata dia disebabkan hal internal Yaman yang menyebabkan terbentuknya persepsi di tengah masyarakat Indonesia.

“Saya sendiri di Lazismu sudah mencoba sejak dua tahun lalu menggelar kampanye kemanusiaan untuk Yaman, tetapi respon dari masyarakat kurang antusias, mungkin disebabkan oleh beberapa hal seperti konflik sektarian di Yaman yang nampaknya sedikit banyak berimbas pada persepsi masyarakat indonesia,” jelasnya.

“Kedua, berita tentang krisis di Yaman itu ‘forgotten’ dan ‘hidden’, tidak terlalu nampak di permukaan dan kurang terekspos. Nah ini salah satu masalahnya, sehingga secara umum masyarakat belum banyak yang tau tentang apa yang terjadi di Yaman,” duganya.

Dia juga menyarakan beberapa bentuk dukungan lain yang dapat dilakukan untuk Yaman, selain bantuan pangan, seperti rekonsilitasi atau upaya lain untuk menghentikan perang. “Sehingga situasi tidak menjadi semakin memburuk. Apalagi ini konfliknya tentang perebutan kekuasaan, perang ideologis,” tambahnya.

Dia juga menegaskan bahwa Lazismu akan berpartisipasi dalam program bantuan bersama MUI ini. Dia juga berharap bantuan ini dapat lebih mudah tersalurkan, mengingat sulitnya akses masuk ke Yaman. 

“Kita berharap bahwa akses untuk memberi bantuan kesana tidak terlalu sulit dan saya berharap ada jalan yang bisa mendorong proses penyaluran bantuan kemanusiaan dan ada mitra kuat juga disana yang dapat dipercaya sehingga makin banyak kalangan yang terbantu,” harapnya.

“Kami dari Lazismu siap berpartisipasi dalam mendorong gerakan perdamaian melalui gerakan kemanusiaan ini dan saya berharap juga bahwa kita bukan hanya berbicara tentang kemanusiaan tapi Mui dan ormas islam lain juga bisa mengangkat isu yang lebih stategis yaitu konflik perdamaian yang terjadi di Yaman,” ujarnya menambahkan.

Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengapresiasi seruan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kepada dunia untuk membantu warga Yaman yang mengalami kelaparan akibat perang. Ketua Komisi Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional (HLNKI) MUI Bunyan Saptomo memuji peran PBB yang terus berkomitmen memberikan bantuan kepada penduduk Yaman.

"MUI sebagai wakil umat Islam Indonesia menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada PBB atas komitmennya untuk terus memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Yaman sejak perang pada 2015," kata Bunyan. 

Dia juga menyampaikan keprihatinan mendalam atas bencana kelaparan di Yaman akibat perangan saudara yang masih berlanjut. MUI juga menyerukan kepada umat Islam Indonesia umumnya serta ormas Islam dan lembaga kemanusiaan khususnya untuk menggalang dana guna membantu warga Yaman.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement