Senin 08 Mar 2021 17:35 WIB

Kemendikbud Diminta Akomodasi Kritikan Peta Jalan Pendidikan

Nasdem menilai pembangunan mental, spiritualitas, dan karakter penting.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
[Ilustrasi Anak Sekolah] Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) diharapkan memperhatikan dan mengakomodasi keberatan, kritikan, sekaligus masukan dari berbagai pihak terkait peta jalan pendidikan nasional.
Foto: Republika/Mardiah
[Ilustrasi Anak Sekolah] Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) diharapkan memperhatikan dan mengakomodasi keberatan, kritikan, sekaligus masukan dari berbagai pihak terkait peta jalan pendidikan nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) diharapkan memperhatikan dan mengakomodasi keberatan, kritikan, sekaligus masukan dari berbagai pihak terkait peta jalan pendidikan nasional. Hal ini berkaitan dengan hilangnya frasa agama dalam draf peta jalan pendidikan nasional 2020-2035 yang sedang disusun Kemendikbud.

"Fraksi Partai Nasdem berharap Kemendikbud terus memperhatikan dengan sungguh-sungguh segala keberatan, koreksi, sekaligus masukan yang datang berbagai pemangku kepentingan terkait jalan peta besar pendidikan nasional kita," kata Kapoksi Komisi X Fraksi Partai Nasdem Ratih Megasari dalam keterangan tertulisnya, Senin (8/3).

Baca Juga

Ratih mengatakan, Fraksi Nasdem memaklumi adanya keberatan dari berbagai pihak atas rumusan Peta Jalan Pendidikan Nasional itu. Ia berharap, dalam proses perumusan, Kemendikbud membuka ruang sosialisasi dan aspirasi seluas-luasnya kepada berbagai pihak yang berkepentingan dalam proses perumusan peta jalan tersebut.

Ratih melanjutkan, fraksinya pun mengingatkan Kemendikbud dan seluruh pemangku kepentingan dalam rumusan Peta Jalan Pendidikan Nasional tidak semata didasarkan oleh paradigma ekonomi dan ukuran material. "Akan tetapi, pada hasrat untuk membangun jiwa dan mental bangsa yang berkepribadian dan didasari oleh semangat dan modal kebudayaan nasional yang kita miliki bersama," kata Ratih.

Sebab, ia mengatakan, pendidikan adalah jalan strategis bagi pembangunan nasional yang diarahkan pada tujuan berdirinya republik ini. Namun, pembangunan nasional bukanlah semata pembangunan fisik dalam lingkup dan alam pikir ekonomi.

Selain itu, Ratih mengatakan, pembangunan nasional haruslah selalu mengarusutamakan dimensi kejiwaan, dimensi spiritualitas, dimensi suprastruktur. Ia melanjutkan, pengembangan kapasitas keilmuan dan kemampuan anak didik adalah penting.

Namun, hal yang lebih penting dari itu ialah pembangunan mental, spiritualitas, dan karakter. "Inilah PR mendasar kita menghadapi segala perubahan dunia dan dinamika kehidupan berbangsa kita, segala capaian pembangunan ragawi kita tidak akan berarti jika mental kejiwaan bangsa ini tidak terperhatikan, utamanya dalam peta jalan pendidikan nasionalnya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement