Senin 08 Mar 2021 18:02 WIB

China Susun Rencana 5 Tahun Kembangkan Kecerdasan Buatan

China akan memanfaatkan kecerdasan buatan untuk pembangunan.

Rep: Zainur mahsir ramadhan/ Red: Dwi Murdaningsih
BlueDot Temukan Penyebaran Wabah Corona Mirip SARS (Foto: ilustrasi kecerdasan buatan)
Foto: Flickr
BlueDot Temukan Penyebaran Wabah Corona Mirip SARS (Foto: ilustrasi kecerdasan buatan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Laporan Wall Street Journal mengungkap China baru-baru ini menggunakan pertemuan partai tahunannya untuk menguraikan rencana lima tahun dalam memajukan teknologi. China akan memanfaatkan teknologi guna membantu pembangunan dan keamanan nasional. Diketahui, menghadapi pandemi dan perang dagang terhadap Amerika Serikat, China memang mengalami ketidakpastian dalam ekonominya.

Hal tersebut, dilakukan China dengan membuat laboratorium dan mendorong program pendidikan. China juga meningkatkan penelitian di bidang kecerdasan buatan (AI), bioteknologi, semikonduktor hingga komputasi kuantum.

Baca Juga

Mengutip engadget Senin (8/3), Pemerintah China mengatakan, mereka akan meningkatkan pengeluaran untuk penelitian dasar terlebih dahulu, khususnya studi menyoal terobosan potensial. Dikatakan, dana pada 2021 untuk kepentingan itu berkisar 10,6 persen dari pendapatan untuk strategi penelitian selama 10 tahun.

Rencana tersebut memang dipandang bisa dicapai China. China kini memiliki sejumlah keunggulan teknologi, seperti ketersediaan 5G dan banyaknya penelitian kecerdasan buatan yang dikembangkan. Bahkan, dalam satu kondisi, China menjadi satu di antara sedikit negara yang mengembangkan taksi tanpa pengemudi.

Kendati demikian, tetap saja, perseteruan dagang dengan AS telah membuat perusahaan teknologi China seperti Huawei dan ZTE mengalami keterpurukan. Bukan hanya kurangnya manufaktur chip yang mutakhir, tetapi, AS juga kini memimpin mayoritas penelitian yang mendukung.

Bahkan, pemerintahan Biden dilaporkan saat ini sedang menggencarkan pengeluaran untuk memajukan teknologi 5G, AI dan mobil listrik. Atas dasar itu, China dipandang dan merasa juga, akan tertinggal jika tidak melawan langkah maju Amerika Serikat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement