Senin 08 Mar 2021 20:00 WIB

Desa Islam di Balat, Mesir Dipulihkan

Desa Islam di Balat, Mesir Dipulihkan

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Muhammad Hafil
Desa Islam di Balat, Mesir Dipulihkan. Foto ilustrasi: Seorang turis Amerika melihat Masjid Agung Muhammad Ali Pasha di komplek Benteng, Kairo, Mesir, Rabu (18/3). Seperti banyak tempat lain di dunia, pandemi coronavirus sedunia bisa berakhir rentan di Mesir
Foto: AP / Nariman El-Mofty
Desa Islam di Balat, Mesir Dipulihkan. Foto ilustrasi: Seorang turis Amerika melihat Masjid Agung Muhammad Ali Pasha di komplek Benteng, Kairo, Mesir, Rabu (18/3). Seperti banyak tempat lain di dunia, pandemi coronavirus sedunia bisa berakhir rentan di Mesir

IHRAM.CO.ID, KAIRO – Pemerintah Mesir baru-baru ini memulihkan desa Islam di Balat yang terletak di Provinsi New Valley sebagai lokasi wisata. Menurut situs resmi Kementerian Pariwisata dan Purbakala, Balat adalah kota arkeologi terintegrasi yang berasal dari era Ottoman.

Balat dibangun di tempat yang tinggi untuk beradaptasi dengan cuaca panas dan mempertahankan kota dari serangan musuh. Di dalam Balat terdapat istana kerajaan selama era Ottoman. Ini mencakup banyak bangunan keagamaan dan sipil seperti masjid, madrasah, dan rumah yang terdiri dari satu, dua atau tiga lantai. Selain itu, ada pula pabrik, pelabuhan, dan toko.

Baca Juga

Dilansir Egypt Today, Senin (8/3), sejarah kota Balat sudah dicatat sejak ribuan tahun lalu yang dimulai era Firaun sampai era Islam. Ada dua situs arkeologi di sini, yaitu Qalaa Al-Dabaa dan Ain Al-Aseel.

Qalaa Al-Dabaa mencakup enam beranda untuk penguasa oasis selama Dinasti Keenam Mesir kuno. Dinding makam menunjukkan pemandangan pertanian dan domestikasi hewan di Mesir kuno. Area ini juga mencakup makam Romawi yang salah satu penguasa wilayah dimahkotai oleh dua obelisk kecil dan garis di pintunya dengan hieroglif. Dari data itu, terlihat dia adalah penguasa gurun yang paling kuat.

 

Sementara situs Ain Al-Aseel termasuk sisa-sisa tempat tinggal kota yang berasal dari Dinasti Keenam Mesir kuno. Situs tersebut dibangun dengan batu bata lumpur, dikelilingi oleh tembok besar, dan memiliki banyak tempat pemujaan.

Situs Qalaa Al-Dabaa ditemukan oleh Ahmed Fakhry pada tahun 1970. Sedangkan Ain Al-Aseel ditemukan oleh Institut Arkeologi Oriental Prancis pada tahun 1977. 

sumber : Egypt Today
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement