REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Kiper Real Madrid, Thibaut Courtois, mengungkapkan bagaimana dirinya bisa menghadapi kritik media terkait dengan perlakuan yang diterimanya di Spanyol. Courtois bahkan menyebut kritik yang datang bertubi-tubi sebagai sebuah tsunami.

Kiper berusia 28 tahun itu mendapatkan kritik pada dua musim pertamanya di Santiago Bernabeu. Namun, kini ia jadi salah satu pemain Los Blancos yang paling konsisten performanya.

''Saat kalian lihat dari mana saya tumbuh di Real Madrid, saya selamat dari tsunami di sana,'' ujar Courtois dikutip dari Marca, Ahad (7/3).

Courtois memamerkan perannya saat Real Madrid memenangkan Piala Super Copa 2020 dengan penyelamatan menentukan dalam adu penalti. Setelah itu dirinya membaca ulasan dari analis, yang menyebut 'Courtois tak layak mendapatkan Pemain Terbaik Belgia Tahun Ini dibandingkan Romelu Lukaku'. Alasannya, lanjut dia, karena Lukaku selalu bersama tim nasional, sementara Courtois beberapa kali tidak dimainkan.

Courtois menyebut, dirinya tidak ikut timnas Belgia ke Denmark pada September lalu karena baru pulang liburan dan merasa butuh persiapan lebih baik. Mantan kiper Chelsea itu merasa dirinya tidak mendapatkan pujian sebesar seperti saat membela Atletico madrid.

''Saya menjalani tiga tahun yang fantastis di Atletico. Saya menerima pujian dari penjuru Belgia. Saya jadi atlet terbaik dan saya pikir itu bagus. Sekarang saya merasa apapun yang saya lakukan terasa normal,'' jelas Courtois.

Ikuti Whatsapp Channel Republika