Ahad 07 Mar 2021 16:32 WIB

MUI Terkejut Peta Jalan Pendidikan Hapus Frasa Agama

Peta Jalan Pendidikan Hapus Frasa Agama

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Subarkah
Sejumlah murid Sekolah Dasar (SD) mengamati video pembelajaran di Taman Katar Pusaka, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (6/3/2021). Kegiatan tersebut digelar untuk membantu anak-anak yang belum memahami materi pembelajaran dari sekolah yang dilakukan secara daring karena pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/wsj.
Foto: ANTARA FOTO
Sejumlah murid Sekolah Dasar (SD) mengamati video pembelajaran di Taman Katar Pusaka, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (6/3/2021). Kegiatan tersebut digelar untuk membantu anak-anak yang belum memahami materi pembelajaran dari sekolah yang dilakukan secara daring karena pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/wsj.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan keterkejutannya melihat perencanaan Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035 yang diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Dalam draft terbaru, frasa agama dihapus dan digantikan dengan akhlak dan budaya.

"Tokoh agama, termasuk Ormas, MUI, sangat terkejut dengan konsep ini. Sementara, kami di satu sisi, menginginkan dan senantiasa mensosialisasikan umat agar menjadi umat yang taat beragama," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Pendidikan dan Kaderisasi, KH Abdullah Jaidi, saat dihubungi Republika, Ahad (7/3).

Kiai Abdullah Jaidi menyebut agama merupakan tiang bangsa. Tanpa adanya agama, bangunan atau pendidikan yang sudah berjalan akan jatuh dan roboh.

Konsep yang diusung Kemendikbud disebut hanya menyebutkan permasalahan yang berkenaan dengan akhlak dan budaya di Indonesia. Muatan agama, yang sejatinya sejalan dengan Pasal 31 UUD 1945, tidak lagi menjadi patokan dasar.

Pasal 31 UUD 1945 merupakan salah satu landasan yang mengatur kegiatan pendidikan di Tanah Air. Pasal tersebut menjelaskan tentang hak tentang pendidikan dasar masyarakat.

Pun, dalam Pancasila sebagai dasar negara, Kiai Abdullah menyebut disebutkan perihal adanya Ketuhanan Yang Maha Esa. Artinya, agama adalah sesuatu yang penting dan mendasar bagi bangsa Indonesia.

"Unsur agama itu adalah sesuatu yang sangat penting dan mendasar. Kenapa ini tidak disebutkan?" kata dia.

Jika Kemendikbud beralasan frasa 'agama' telah diwakilkan dengan frasa 'akhlak' dan 'budaya', Kiai Abdullah menilai hal tersebut tidak cukup. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang didasarkan pada agama dan menjalankan syariatnya menurut agama masing-masing.

Muatan agama tidak hanya berfokus pada akhlak serta budaya. Agama juga tentang bagaimana umat bisa melaksanakan ajarannya disegala lini sehingga menjadi umat yang ber-Ketuhanan yang Maha Esa. Kiai Abdullah juga menyebut penjabaran makna Ketuhanan yang Maha Esa disebut bukan hanya dari keyakinan.

"Yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi, character building yang berkenaan dengan akhlak, merupakan hal penting. Hal ini termuat dalam ajaran agama," lanjutnya.

Setiap agama disebut mengajarkan bagaimana seseorang memiliki kepribadian yang baik dan berakhlak mulia, serta beriman kepada Yang Maha Kuasa. 

 
 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement