Ahad 07 Mar 2021 08:47 WIB

Mentan SYL Dorong Pengembangan Agrowisata Buah

Pengembangan kawasan buah lokal harus memperhatikan keunggulan komparatif-kompetif

Mentan Syahril Yasin Limpo melakukan panen kelengkeng sekaligus mencicipi buah lokal yang dikembangkan dikawasan agro wisata bagi masyarakat.
Foto: Kementan
Mentan Syahril Yasin Limpo melakukan panen kelengkeng sekaligus mencicipi buah lokal yang dikembangkan dikawasan agro wisata bagi masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) meninjau kawasan kebun agrowisata buah kelengkeng Borobudur di Kabupaten Magelang guna meningkatkan pengembangan budidaya pada berbagai daerah, Sabtu (6/3). Selain itu, ia melakukan panen kelengkeng sekaligus mencicipi buah lokal yang dikembangkan dikawasan agro wisata bagi masyarakat.

"Buah kelengkengnya manis-manis sekali dan bisa dilihat buahnya sangat banyak. Agro wisata di Kabupaten Magelang luar biasa. Kita akan dorong terus untuk kawasan buah lokal bisa dikembangkan jangan di satu daerah tapi di setiap daerah ada," kata Mentan seperti dalam siaran pers, Ahad (7/3).

Baca Juga

Selain itu, pengembangan kawasan buah lokal harus memperhatikan keunggulan komparatif dan kompetitif wilayah. Bahkan harus dikelola secara komprehenship dari hulu hingga hilir. Setiap daerah memiliki ciri khas sendiri sehingga perlu dilakukan penyesuaian untuk buah lokal yang dikembangkan.

"Kebun kelengkeng ini menjadi salah satu tempat objek wisata. Selain memiliki Candi Borobudur, Kabupaten Magelang memiliki Wisata Kebun Lengkeng," katanya.

photo
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) meninjau kawasan kebun agrowisata buah kelengkeng Borobudur di Kabupaten Magelang guna meningkatkan pengembangan budidaya pada berbagai daerah, Sabtu (6/3). - (Kementan)

Di kesempatan yang sama, pemilik Agro Wisata Kebun Kelengkeng Borobudur sekaligus Anggota Koramil 19/Borobudur Kodim 0705/Magelang, Mugiyanto menyampaikan terima kasih atas kunjungan Mentan SYL di lahan agro wisata kebun kelengkeng yang dikelolanya seluas 1,3 hektare dengan populasi tanaman 250 pohon jenis Kateki.

"Ke depan lahan ini perlu diduplikasi di daerah lain. Ada lebih dari 8.000 desa di Indonesia, seandainya setiap desa memiliki minimal 1 hektare lahan yang ditanam dengan buah lokal maka kebutuhan Indonesia untuk buah lokal tentu akan tercukupi," ucapnya.

Mugiyanto mengaku, dalam waktu dekat melakukan kerja sama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk memperluas kawasan kebun kelengkeng. Selain itu, pengembangan kebun lengkeng ini memiliki pohon induk yang sudah disertifikasi sehingga setiap tahun bisa menghasilkan benih kelengkeng mencapai 100 ribu benih yang siap tanam dan untuk mendukung program pemerintah.

"Benih sudah tersebar hampir diseluruh Indonesia, dari Aceh hingga Papua sudah ada. Kebetulan di Kalimantan Timur kita juga mendampingi petani dibawah Dinas Provinsi Kalimantan Timur," terangnya.

Ia menyebutkan, peluang usaha budidaya kelengkeng sangat menjanjikan. Sebab kebutuhan nasional Indonesia menurut data mencapai 80 ribu ton hingga 90 ribu ton setiap tahun sebagian didatangkan dari luar.

"Bertani saat ini tidak kotor dan tidak susah apabila mau terus berinovasi. Kita saja disini memiliki petani binaan Kabupaten Magelang yang memang mensupport kebutuhan disini. Di kebun kelengkeng ini menghasilkan 12 sampai 15 ton jadi kekurangan dari permintaan kita ambil dari petani-petani binaan," ucapnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Hortikultura, Kementan, Prihasto Setyanto mengatakan, pengelolaan kebun lengkeng ini merupakan model pengembangan budidaya lengkeng berbasis kawasan yang memberikan keuntungan baik pada pengelolaan maupun kesejahteraan masyarakat sekitar.

"Ini agar menjadi inspirasi bagi para pemuda tani. Saya bangga dan haru kepada Mugiyanto yang baru mengetahui ternyata seorang TNI penyandang disabel dinas di Kodim 0705 Magelang,” terangnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement