Jumat 05 Mar 2021 19:13 WIB

Katanya Cinta Produk Dalam Negeri, Kok Buka Keran Impor

Di lapangan produk lokal kalah bersaing dengan produk luar negeri.

Seorang pegawai membenahi rak produk UMKM di salah satu outlet minimarket Alfamart (ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Seorang pegawai membenahi rak produk UMKM di salah satu outlet minimarket Alfamart (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Apresiasi dan kata sepakat atas instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang meminta Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menyiapkan kebijakan dan strategi untuk mengembangkan pasar produk nasional, khususnya UMKM. Presiden pun meminta agar jajarannya mendorong masyarakat mencintai dan mendukung produk-produk dalam negeri serta menggaungkan untuk membenci produk-produk luar negeri. Cinta barang kita, benci produk luar negeri (4/3).

Tentu kabar ini memberi angin segar untuk rakyat yang memiliki usaha-usaha tradisional, UMKM, dan produk dalam negeri. Namun, fakta yang ada di lapangan sangat jauh berbeda, hari ini hampir semua produk lokal kalah bersaing dengan barang luar negeri.

Sebab, hampir di semua sektor produk di pasaran telah dibanjiri produk dari luar negeri. Apalagi, dengan disahkannya UU Cipta Kerja, telah membuka keran impor barang besar-besaran di Tanah Air. Yang tentu saja ini sangat merugikan usaha dan UMKM milik anak bangsa.

Pada saat pandemi tak terhitung jumlah usaha yang dimiliki rakyat harus gulung tikar. Maka itu, jika pemerintah memang serius ingin menyediakan pekerjaan bagi rakyat dan membantu rakyat dalam pengembangan usahanya, tutuplah keran impor.

Kemudian, negara memberikan modal bagi usaha rakyat dan menyediakan seluasnya lapangan kerja bagi rakyat. Tentu jika ini dilakukan, akan semakin mudah menggaungkan cinta produk dalam negeri.

PENGIRIM: Khadijah Nelly, Sidikalang, Sumut

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement