Sabtu 06 Mar 2021 06:57 WIB

Produksi GeNose, Holding Farmasi: Tergantung UGM

Permintaan GeNose sendiri semakin meningkat dari berbagai pihak termasuk pabrik

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Hiru Muhammad
Pelajar merakit alat pendeteksi COVID-19 karya Universitas Gadjah Mada GeNose C19 di SMK SMTI Yogyakarta, Rabu (3/3/2021). Perakitan GeNose C19 yang dilakukan oleh pelajar kelas XII jurusan Kimia Industri dan Teknik Mekantronika SMK SMTI Yogyakarta itu berlangsung sejak Februari 2021 dengan kapasitas produksi sekitar 300 unit per hari.
Foto: Andreas Fitri Atmoko/Antara
Pelajar merakit alat pendeteksi COVID-19 karya Universitas Gadjah Mada GeNose C19 di SMK SMTI Yogyakarta, Rabu (3/3/2021). Perakitan GeNose C19 yang dilakukan oleh pelajar kelas XII jurusan Kimia Industri dan Teknik Mekantronika SMK SMTI Yogyakarta itu berlangsung sejak Februari 2021 dengan kapasitas produksi sekitar 300 unit per hari.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Juru Bicara sekaligus Sekretaris Perusahaan PT Bio Farma (Persero) Bambang Heriyanto mengatakan holding BUMN farmasi menyampaikan komitmennya dalam mendukung pengembangan produk farmasi dalam negeri, termasuk GeNose. "Prinsipnya kita, Bio Farma siap mendukung dan siap bekerja sama dalam pengembangan produk nasional," ujar Bambang Jumat (5/3).

Bambang mengatakan kerja sama produksi GeNose akan tergantung dengan UGM yang memproduksi alat tersebut. Sejauh ini, kata Bambang, holding BUMN farmasi baru bekerja sama dengan UGM dalam distribusi GeNose melalui anak usaha Indofarma, Indofarma Global Medika.

"(Kerja sama produksi) tergantung kesediaan dari UGM. Kami tidak tahu apakah UGM sudah menggandeng mitra yang saat ini sudah produksi," ungkap Bambang.

Permintaan GeNose sendiri semakin meningkat dari berbagai pihak termasuk pabrik. Ketua Tim Pengembang GeNose UGM, Kuwat Triyana mengatakan dalam waktu dekat sedang diusahakan untuk program percepatan produksi GeNose.

"Sebentar lagi akan masuk investor dan industri swasta nasional yang akan ikut terlibat. Saya baru pulang dari Jakarta tadi pagi dalam urusan itu," kata Kuwat, dihubungi Republika.co.id, Jumat (5/3).

Ia menjelaskan, percepatan ini juga termasuk bentuk upaya intervensi dari pemerintah dalam peningkatan produksi GeNose. Menurutnya, pemerintah melakukan intervensi karena permintaan GeNose semakin tinggi."Pemerintah turun tangan karena potensi pasarnya sangat tinggi. Bukan hanya untuk Covid-19," kata dia lagi.

Sebelumnya, pada Senin (1/3) UGM melepas 2.021 unit GeNose untuk didistribusikan ke berbagai daerah di Indonesia. Alat yang digunakan untuk skrining Covid-19 ini akan ditempatkan di fasilitas pelayanan kesehatan, instansi pemerintahan, institusi pendidikan, perusahaan, serta beberapa fasilitas umum lainnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement