Jumat 05 Mar 2021 11:16 WIB

Ratusan SD dan SMP di Banyuwangi Belajar Tatap Muka 

Seluruh siswa dan guru untuk tidak melepas maskernya selama proses pembelajaran.

Rep: Wilda Fizriyani / Red: Agus Yulianto
Murid mengikuti sekolah tatap muka di kelas yang dilengkapi dengan bilik plastik di SDN 1 Lateng, Banyuwangi, Jawa Timur.
Foto: ANTARA/Budi Candra Setya
Murid mengikuti sekolah tatap muka di kelas yang dilengkapi dengan bilik plastik di SDN 1 Lateng, Banyuwangi, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Seluruh penyelenggara pendidikan di Kabupaten Banyuwangi telah melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pekan ini. Setidaknya 813 SD dan 199 SMP menggelar PTM terbatas lalu dipadukan dengan pembelajaran jarak jauh.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani sempat memantau pelaksanaan PTM di SDN 4 Penganjuran, SD Muhammadiyah 1, SD Al Khairiyah dan SD AL Irsyad, Kamis (4/3). Peninjauan ini ditunjukkan untuk memastikan setiap kelas diisi maksimal 30 persen dari kapasitas demi mencegah penyebaran Covid-19. 

"Dan kepada seluruh siswa dan guru untuk tidak melepas maskernya selama proses pembelajaran di kelas," kata Ipuk.

Di kesempatan tersebut, Ipuk juga meresmikan Satgas Penegak Disiplin di wilayah Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi. Ia berharap, satgas dapat bekerja secara aktif dan saling mengingatkan agar tidak lalai menjaga disiplin protokol kesehatan (prokes). 

"Tidak perlu sungkan untuk menegur apabila menemukan pelanggaran prokes di masyarakat," tegas dia.

Camat Banyuwangi M Lutfi mengatakan, saat ini aktivitas ekonomi warga mulai bergerak. Oleh sebab itu, disiplin protokol kesehatan menjadi syarat wajib untuk menghindari Covid-19. Untuk memutus penyebaran Covid-19 di masyarakat, maka diperlukan satgas penegakan disiplin.

Menurut Lutfi, satgas yang dibentuk terdiri atas banyak elemen. Mereka nantinya akan bergerak memantau pergerakan masyarakat di sekolah, pusat keramaian, dan pusat aktivitas warga lainnya. "Untuk memastikan bahwa aktivitas warga tidak berpotensi memunculkan kasus Covid-19,” ucapnya.

Mengenai pelaksanaan PTM, Wali Murid di SD Al Khairiyah, Nur Khazanah menyatakan hampir semua wali murid merasa antusias dengan dimulainya PTM. Dia juga merasa lega karena sekolah diwajibkan PTM harus berjalan sesuai dengan protokol Covid-19. 

Dengan PTM, proses belajar anak pun lebih terarah. Sebab, pembelajaran melalui ponsel selama ini banyak keterbatasan.  "Anak saya ini biar ada aktivitas yang lebih membugarkan tubuhnya,” ujarnya dalam keterangan resmi yang dirilis Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, Jumat (5/3).

Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Suratno menjelaskan, saat ini semua sekolah SD dan SMP telah menggelar PTM secara terbatas. Pelaksanaan PTM di Banyuwangi sendiri dilakukan secara bertahap. Pada tahap awal, sebanyak 121 sekolah telah diizinkan PTM mulai Januari lalu.  

Pada tahap keempat, semua sekolah di Banyuwangi telah lolos uji untuk bisa menyelenggarakan PTM. Meski begitu, dinas tetap mewajibkan maksimal kuota per kelas sekitar 30 persen. Hal ini bertujuan untuk menghindari potensi terjadinya penularan Covid-19.

Dinas Pendidikan akan terus memantau dan melakukan evaluasi pada penyelenggaraan PTM yang telah berjalan. Jika dalam satu bulan tidak ada kasus, maka dinas akan mengizinkan siswa SD kelas 1 hingga kelas 3 untuk bisa mengikuti PTM. Pasalnya, selama ini hanya siswa kelas 4 sampai enam SD yang diizinkan mengikuti PTM.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement