Kamis 04 Mar 2021 21:40 WIB

Soal Varian B117, UGM Minta Pemerintah Tracing Secara Tepat

PCR masih berfungsi dengan baik terhadap varian B117.

Varian Virus Corona B117
Foto: Republika
Varian Virus Corona B117

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Kelompok Kerja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM Gunadi meminta masyarakat tidak khawatir berlebihan dengan munculnya varian baru virus corona, B117. Menurut FKKMK UGM, tidak ada laporan soal hubungan antara varian Inggris ini dengan derajat keparahan pasien Covid-19.

Untuk mengantisipasi penyebaran varian Inggris ini, ia berharap pemerintah melalui Satgas Covid-19 melakukan pelacakan kontak dengan tepat dan cepat terutama pasien dari perjalanan luar negeri. Selanjutnya, pemerintah perlu terus meningkatkan surveilans genomik serta membatasi mobilitas warga yang tidak perlu.

Baca Juga

"Riset awal bulan Desember menyatakan, tidak ada hubungan antara varian Inggris ini dengan derajat keparahan pasien Covid-19. Riset terbaru menunjukkan, varian ini meningkatkan risiko derajat berat pasien. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi," kata Gunadi melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Kamis.

Untuk mengantisipasi agar tidak terinfeksi mutasi varian Inggris ini, masyarakat diharapkan tetap menjaga protokol kesehatan secara ketat. Masyarakat diimbauselalu memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak dengan menghindari kerumunan.

 

"Masyarakat boleh waspada dengan adanya mutasi baru tersebut, namun tidak perlu disikapi dengan kekhawatiran berlebihan. Masyarakat tetap harus menerapkan 3M," kata dia.

Mengenai adanya isu yang menyebutkan bahwa varian baru tersebut kebal dari vaksin, menurut Gunadi, isu tersebut tidak benar. Sebab, data riset menunjukkan varian ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap efikasi vaksin.

"Info itu tidak benar, data riset menunjukkan bahwa varian ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap efikasi vaksin yang sudah beredar, Pfizer, Moderna, AstraZeneca, maupun Sinovac," kata dia.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement