Kamis 04 Mar 2021 16:30 WIB

Pendidikan Kebencanaan Bisa Didorong Lewat Teknologi Virtual

Menristek ingin PP-IPTEK kembangkan pendidikan kebencanaan virtual

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan Pusat Peragaan Iptek (PP-IPTEK) sebagai pusat sains bisa mengembangkan diri dalam hal edukasi soal stunting dan bencana. Menurut Bambang, kesadaran masyarakat terkait stunting dan bencana bisa didorong melalui teknologi digital.
Foto: ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan Pusat Peragaan Iptek (PP-IPTEK) sebagai pusat sains bisa mengembangkan diri dalam hal edukasi soal stunting dan bencana. Menurut Bambang, kesadaran masyarakat terkait stunting dan bencana bisa didorong melalui teknologi digital.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan Pusat Peragaan Iptek (PP-IPTEK) sebagai pusat sains bisa mengembangkan diri dalam hal edukasi soal stunting dan bencana. Menurut Bambang, kesadaran masyarakat terkait stunting dan bencana bisa didorong melalui teknologi digital.

Pada peserta didik di sekolah, Bambang mengatakan mereka harus diperkenalkan bagaimana mempersiapkan diri jika terjadi bencana. Menanamkan empati kepada korban bencana juga perlu diajarkan kepada peserta didik.

Terkait hal ini, simulasi bencana menjadi penting dan efektif dalam pendidikan kebencanaan. "Pemahaman yang lebih baik akan mudah dicapai dengan bantuan tampilan visual," kata Bambang, saat membuka webinar Digital Science Sebagai Alternatif Praktik Sains di Era 4.0, Kamis (4/3).

Menurutnya, berbagai penyajian digital dengan pengembangan aplikasi baru sangat dinantikan masyarakat. Sementara itu, PP-IPTEK sedang melakukan transformasi pada sistem dan layanan berbasis digital. Pendidikan kebencanaan dan informasi mengenai stunting secara digital bisa menjadi salah satu fokus PP-IPTEK.

"Dengan peningkatan program di PP-IPTEK, dapat dikatakan PP-IPTEK adalah tempat yang akan dituju dalam upaya kita meningkatkan kemampuan anak dalam berinovasi," kata dia menambahkan.

PP-IPTEK secara virtual berupaya memberikan kemudahan bagi generasi muda di seluruh Indonesia. Virtual PP-IPTEK memungkinkan masyarakat terutama pelajar, sekolah, mahasiswa, dan pendidik untuk tetap mendapatkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai kebutuhan pengembangan wawasan.

Sementara itu Kepala Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (P4TK) IPA, Kemendikbud Enang Ahmadi berharap ke depan pihaknya bisa berkolaborasi dengan PP-IPTEK. Menurutnya, pendidikan Indonesia khususnya soal sains masih harus didorong.

Berkaca dari nilai Programme for International Student Assessment (PISA) yang merupakan penilaian bidang pendidikan dari negara-negara anggota OECD, Indonesia masih cukup tertinggal. "Nilai PISA (sains) kita masih rendah, di 396. Dan rata-rata OECD itu adalah 486. Jadi kita 100 tertinggal di bawah OECD. Itu tantangan yang besar," kata Enang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement