Kamis 04 Mar 2021 15:02 WIB

Tanah Longsor Dominasi Bencana di Kuningan 

Dari total 15 kali kejadian bencana pada Februari, 9 di antaranya ialah tanah longsor

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Friska Yolandha
Pergerakan tanah yang mengakibatkan longsor di Kabupaten Kuningan (ilustrasi). Tanah longsor mendominasi kejadian bencana di Kabupaten Kuningan sepanjang Januari-Februari 2021.
Foto: bpbd.kuningankab.go.id
Pergerakan tanah yang mengakibatkan longsor di Kabupaten Kuningan (ilustrasi). Tanah longsor mendominasi kejadian bencana di Kabupaten Kuningan sepanjang Januari-Februari 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Tanah longsor mendominasi kejadian bencana di Kabupaten Kuningan sepanjang Januari-Februari 2021. Ancaman bencana harus diwaspadai menyusul masih tingginya curah hujan pada bulan ini.

Berdasarkan data dari Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, dari total 15 kali kejadian bencana pada Februari 2021, sembilan kejadian berupa tanah longsor. Sedangkan bencana lainnya berupa banjir dan angin kencang, masing-masing tiga kejadian.

Kondisi serupa juga terjadi saat bencana sepanjang Januari 2021. Dari total 49 kejadian bencana pada bulan tersebut, tanah longsor mendominasi dengan jumlah 42 kejadian. Sedangkan sisanya berupa gerakan tanah dua kejadian, bangunan ambruk tiga kejadian serta banjir dan angin puting beliung masing-masing satu kejadian.

"Kejadian bencana pada Februari secara umum mengalami penurunan dibandingkan Januari. Tapi untuk tanah longsor tetap mendominasi," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Indra Bayu, Kamis (4/3).

Indra menyebutkan, kejadian bencana sepanjang Februari 2021 itu tersebar di 14 desa yang ada di 12 kecamatan. Yakni, Kecamatan Ciawigebang, Cidahu, Cigandamekar, Cipicung, Garawangi, Hantara, Japara, Kalimanggis, Karangkancana, Kuningan, Nusaherang dan Pancalang.

Indra mengungkapkan, meski jumlah bencana pada Februari sudah menurun, namun masyarakat harus tetap waspada. Pasalnya, curah hujan hingga kini masih tinggi.

Forecaster Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, menjelaskan, prakiraan hujan di Kabupaten Kuningan pada Maret masih kategori tinggi hingga sangat tinggi. Hal itu juga terjadi di wilayah Majalengka dan Cirebon.

"Tingkat curah hujannya diprakirakan mencapai 301 mm-500 mm per bulan," ujar Faiz.

Faiz mengatakan, dengan masih tingginya curah hujan pada Maret ini, masyarakat harus mewaspadai potensi cuaca ekstrem. Seperti hujan lebat, angin kencang, petir, maupun hujan es.

Menurut Faiz, potensi cuaca ekstrim bisa berdampak pada timbulnya bencana hidrometeorologi. Di antaranya, banjir, tanah longsor, gerakan tanah dan pohon tumbang.

"Jadi tetap waspada dan ikuti perkembangan informasi cuaca dari BMKG," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement