Kamis 04 Mar 2021 05:51 WIB

Empat Pekerja Media yang Ditahan di Tigray Telah Dibebaskan

Para jurnalis dibebaskan tanpa dikenai dakwaan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Palu Hakim di persidangan (ilustrasi)
Palu Hakim di persidangan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA -- Empat pekerja media yang ditangkap pada akhir pekan lalu di wilayah Tigray utara telah dibebaskan. Mereka adalah Fitsum Berhane dan Alula Akalu yang masing-masing merupakan penerjemah untuk kantor berita AFP dan Financial Times, jurnalis BBC Girmay Gebru dan seorang jurnalis lokal Temrat Yemane.

“Mereka membiarkan kami keluar hari ini. Mereka tidak mengatakan apa-apa tentang alasan mereka melepaskan kami. Tapi mereka bilang mereka telah memutuskan untuk membebaskan kami,” kata Fitsum, dilansir Aljazirah, Rabu (3/3).

Wakil kepala pemerintahan sementara Tigray Abebe Gebrehiwot Yihdego mengatakan, semua jurnalis dan penerjemah dibebaskan tanpa dakwaan. Tujuh organisasi media internasional kini telah diberikan akreditasi untuk melaporkan dari Tigray. Tetapi pejabat setempat mengingatkan bahwa para wartawan mungkin menghadapi "tindakan korektif" yang tidak ditentukan, jika mereka tidak memenuhi standar lokal.

Tigray berada di pusat pertempuran sejak November tahun lalu ketika Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed mengumumkan operasi militer melawan Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF), yang dituduh menyerang kamp-kamp militer federal. Pelaporan berita dari Tigray utara sangat dibatasi dan internet terputus.

Pemerintah Abiy mengumumkan kemenangan atas TPLF setelah pasukannya mundur dari kota-kota utama pada akhir November. Namun, pertempuran tingkat terus berlanjut di beberapa bagian Tigray. Ribuan orang diyakini telah tewas dan ratusan ribu lainnya telah meninggalkan rumah mereka sejak pertempuran dimulai.

Sejak menjabat pada 2018, Abiy telah mengawasi reformasi besar-besaran, termasuk pencabutan pelarangan lebih dari 250 media dan pembebasan puluhan jurnalis. Namun, kelompok hak asasi mengatakan kebebasan pers telah terkikis karena pemerintah menghadapi kekerasan mematikan, termasuk konflik di Tigray.

Kelompok pengawas media melaporkan, pada tahun lalu terjadi penangkapan terhadap 13 jurnalis di Ethiopia. Juru kamera kantor berita Reuters Kumerra Gemechu ditahan pada Desember lalu. Dia ditahan tanpa dakwaan selama 12 hari sebelum akhirnya dibebaskan. Dia ditangkap tanpa alasan.

Pada Januari, tiga senator Demokrat AS terkemuka menulis surat kepada Abiy yang mengungkapkan keprihatinan tentang terkikisnya kebebasan pers dan "taktik kejam" pemerintah. Mereka juga menyerukan pembebasan jurnalis yang ditahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement