Rabu 03 Mar 2021 20:53 WIB

Masjid Pangeran UEA di Solo Mulai Dibangun Pekan Depan

Masjid Pangeran UEA di Solo merupakan hadiah untuk Presiden Jokowi

Rep: Binti Sholikah / Red: Nashih Nashrullah
Masjid Pangeran UEA di Solo merupakan hadiah untuk Presiden Jokowi. Masjid Sheikh Zayed di Abu Dhabi
Foto: aboutislam
Masjid Pangeran UEA di Solo merupakan hadiah untuk Presiden Jokowi. Masjid Sheikh Zayed di Abu Dhabi

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO— Pembangunan Masjid Sheikh Zayed hadiah dari Pangeran Uni Emirat Arab (UEA) Mohammed bin Zayed Nahyan untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berlokasi di Solo bakal dimulai akhir pekan nanti. 

Peletakan batu pertama direncanakan dilaksanakan pada Sabtu (6/3). Desain masjid tersebut sama persis dengan Grand Mosque yang ada di Abu Dhabi, UEA.

Baca Juga

Masjid tersebut dibangun di lahan bekas depo Pertamina di daerah Gilingan dengan luas sekitar 2,9 hektare. Pembangunan masjid tersebut diperkirakan membutuhkan anggaran sebesar Rp 5,7 triliun.

"Besok Sabtu nanti kita ground breaking Masjid Shaikh Zayed. Di sini Solo mengeksekusi saja.

Tadi kan sudah kelihatan gambarnya," kata Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, saat meninjau persiapan pembangunan Masjid Shaikh Zayed, Rabu (3/3).

Gibran menyatakan, lokasi bekas depo Pertamina di Gilingan tersebut hanya akan dibangun masjid. 

Sementara Islamic Center akan dibangun di lokasi lain lantaran pemerintah UEA menginginkan lahan sekitar 2 hektare sampai 3 hektare. 

Pemkot Solo mengarahkan pembangunan Islamic Center di dekat kampus Universitas Sebelas Maret (UNS).

"Kami sudah dapat lahannya. Sudah saya carikan kalau Islamic Center lebih baik di dekat kampus. Ini masjid dulu, tapi kalau bisa paralel ya lebih baik," imbuh putra sulung Presiden Jokowi tersebut.

Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Solo, Hidayat Maskur, menjelaskan menjelang peletakan batu pertama, Kemenag melakukan persiapan berupa merapikan dan pemerataan lahan. 

Pada Rabu (3/3) sore ada tenda yang akan dipasang sebagai tempat untuk alat-alat yang dikirim dari Jakarta melalui jalur darat. 

"Desain masjid secara keseluruhan sama dengan Masjid Shaikh Zayed di Uni Emirat Arab. Semua desain, bentuk, kubah dan modelnya sama, yang beda hanya tempat dan ukuran. Ibaratnya kayak miniatur," terang Hidayat kepada wartawan.

Nantinya, masjid tersebut memiliki kapasitas untuk menampung 12 ribu jamaah secara penuh jika tidak ada pandemi.

Setelah peletakan batu pertama akhir pekan nanti, akan langsung dilanjutkan pembangunan masjid. Proses pembangunan ditargetkan maksimal tiga tahun, tetapi kemungkinan bisa kurang dari itu. Sebab, semua dana sudah disiapkan dari pemerintah UEA.

"Nilai dan waktu pembangunan tidak ada batas. semua dari Uni Emirat Arab. Semua biaya dari sana, dari Pemerintah Uni Emirat Arab menghendaki semua bangunan sama dengan bangunan yang ada di sana, berapa pun biayanya sana siap," ucap Hidayat.

Hidayat menyatakan, pembangunan masjid tersebut merupakan simbol hubungan baik kedua negara yang sudah dijalin oleh Presiden Jokowi kemudian pemerintah UEA menghibahkan berupa pembangunan Masjid dan Islamic Center.

Setelah pembangunan masjid, akan diikuti pembangunan Islamic Center. Awalnya, masjid dan Islamic Center akan dijadikan satu lokasi. Namun, ternyata pemerintah UEA meminta lahan sekitar 4 hektare untuk pembangunan Islamic Center. Sehingga, Pemkot Solo menyiapkan alternatif lokasi pembangunan Islamic Center di sekitar kampus UNS.

"Islamic Center akan dilengkapi dengan mal bentuk seperti mal yang ada di Abu Dhabi, juga ada pusat kegiatan Islam di situ, ada tempat untuk pengembangan Islam untuk rapat, ada aula besar begitu," paparnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement