Rabu 03 Mar 2021 10:15 WIB

Virus Corona Mutasi Inggris Bikin IHSG Rentan Koreksi

IHSG hari ini sempat terkoreksi setelah sebelumnya dibuka menguat.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Karyawan melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Karyawan melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar saham domestik bergerak campuran pada perdagangan sesi pertama pagi ini, Rabu (3/3). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat terkoreksi ke level 6.334,24 setelah sebelumnya dibuka menguat pada level 6.378,79. 

Kiwoom Sekuritas Indonesia menyebut pengumuman masuknya virus corona yang bermutasi dari Inggris ke Indonesia berpotensi menekan pergerakan IHSG. "IHSG berpeluang menguat meskipun rentan terhadap koreksi," kata Kepala Kiwoom Sekuritas, Ike Widiawati, Rabu (3/3). 

Baca Juga

Pada Selasa (2/3) malam, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan virus corona yang bermutasi dari Inggris telah masuk Indonesia sebanyak dua kasus. Kabar ini dinilai menjadi sentimen negatif bagi saham pasar hari ini.

Sementara itu, dari faktor global, menurut riset Phillip Sekuritas Indonesia, investor menantikan rilis data pertumbuhan ekonomi (PDB) kuartal IV 2020 Australia. Investor juga akan memantau rilis data Caixin/Markit Services Purchasing Managers’ Index (PMI) China untuk bulan Februari.

Phillip Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak menguat hari ini seiring dengan indeks saham di Asia yang dibuka variatif dengan kecenderungan menguat tipis.

"Fokus perhatian investor tertuju pada valuasi harga saham di tengah kekhawatiran mengenai rasa optimisme yang berlebihan di pasar," tulis Phillip Sekuritas dalam risetnya. 

Di pasar komoditas, harga minyak mentah dunia memperpanjang penurunan dan berada di bawah 60 dolar AS per barel, tertekan oleh ekspektasi negara produsen minyak yang tergabung dalam OPEC+. OPEC+ akan memutuskan untuk menaikkan volume produksi pada pertemuan pekan ini seiring dengan pulihnya ekonomi global dari pandemi Covid-19. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement