Selasa 02 Mar 2021 14:29 WIB

Seputar Barcagate, Skandal yang Jerat Mantan Bos Barcelona

Polisi Katalunya menangkap eks presiden Barcelona Josep Maria Bartomeu.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Israr Itah
Mantan presiden Barcelona, Josep Maria Bartomeu
Foto: EPA-EFE/KIYOSHI OTA
Mantan presiden Barcelona, Josep Maria Bartomeu

REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Mantan Presiden Barcelona Josep Maria Bartomeu beserta sejumlah eks direksi klub ditangkap oleh Mossos d'Esquadra, pasukan polisi Katalunya, Senin (1/3) waktu setempat karena dugaan keterlibatan skandal yang dikenal dengan Barcagate. Laman Marca, Selasa (2/3), merangkum seputar kasus yang menjerat eks pejabat klub tersebut.

Barcagate

Baca Juga

Kasus ini merupakan hasil investigasi dari sebuah laporan kelompok yang mengatasnamakan Dignitat Blaugrana. Mereka membuat sebuah protes setelah sebuah vendor, I3 Ventures dikabarkan mendapat pesanan dari petinggi Barcelona untuk menggiring opini baik tentang klub. 

Bartomeu berusaha mempercantik citra dirinya sekaligus Barcelona yang tengah dihujani berbagai protes. Di sisi lain, sosok-sosok yang dianggap kerap berseberangan dengan kebijakannya, termasuk sejumlah pemain inti dan mantan direksi, dicitrakan buruk.

Awal mencuatnya skandal

Sejak 17 Februari 2020, radio terkenal di Spanyol Cadena SER mengungkap bahwa Barcelona menjalin kontrak dengan I3 Ventures sejak 2017.

I3 Ventures yang dimiliki oleh Carlos Ibanez menggunakan setidaknya enam akun Facebook berbeda untuk menjalani pesanan Bartomeu. Lionel Messi dan Gerard Pique termasuk yang mendapatkan kritikan

Terindikasi kegiatan kriminal

Investigasi yang dilakukan aparat hukum setempat sedang berusaha mencari potensi penyalahgunaan wewenang manajemen. Selain itu, penyelidikan juga dilaksanakan untuk mencari kemungkinan tindak pidana korupsi yang dilakukan individu karena terdapat dugaan suap. 

Kepolisian Katalunya bersama hakim setempat, Alejandra Gil Lima dari pengadilan Barcelona menyebut adanya korupsi yang mungkin dilakukan oleh petinggi klub saat itu. Caranya dengan membayar enam kali lipat lebih mahal dari harga normal untuk jasa tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement