Selasa 02 Mar 2021 14:03 WIB

Satu Dari Dua DPO Tewas adalah Putra Eks Pimpinan MIT Poso

Dua DPO MIT Poso yang tewas yakni Samir alias Alfin dan Irul.

Sejumlah prajurit TNI AD melakukan penyisiran untuk memburu kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT),  di Desa Lembangtongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Selassa (1/12/2020). Penyisiran itu dilakukan pascaterbunuhnya empat warga di desa tersebut pada Jumat (27/11/2020) lalu yang diduga dilakukan oleh kelompok MIT Poso pimpinan Ali Kalora.
Foto: ANTARA/BASRI MARZUKI
Sejumlah prajurit TNI AD melakukan penyisiran untuk memburu kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), di Desa Lembangtongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Selassa (1/12/2020). Penyisiran itu dilakukan pascaterbunuhnya empat warga di desa tersebut pada Jumat (27/11/2020) lalu yang diduga dilakukan oleh kelompok MIT Poso pimpinan Ali Kalora.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Satu dari dua orang Daftar Pencarian Orang (DPO) Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso yang tewas setelah kontak tembak dengan Satgas TNI/Polri pada Senin (1/3), adalah putra dari Santoso, mantan pimpinan MIT Poso. Dua DPO MIT Poso yang tewas yakni, Samir alias Alfin asal Provinsi Banten, dan Irul, warga Kabupaten Poso, yang merupakan anak mantan pimpinan MIT Poso, Santoso.

Kapolda Sulawesi Tengah, Irjen Pol Abdul Rakhman Baso mengungkapkan, kontak tembak tersebut terjadi saat pihak kepolisian mendapatkan informasi, bahwa kelompok MIT tersebut akan melakukan aksi terorisme. "Dari informasi yang diterima mereka akan melakukan amaliah," kata Kapolda Sulteng di Palu, Selasa.

Baca Juga

Dalam kontak tembak tersebut, satu DPO yakni Samir alias Alfin. Ia tewas karena mengalami luka tembak di bagian kepala. Sementara Irul tewas akibat bom yang dibawanya meledak di badannya sendiri.

Kapolda Sulteng, menyebutkan dalam kontak tembak tersebut, Dua DPO lainnya berhasil melarikan diri. Salah satu di antaranya adalah pimpinan MIT, Ali Kalora. "Mereka waktu itu ada berempat, dan dipimpin oleh Ali Kalora, namun dua orang berhasil kabur dan sampai saat ini masih dalam pengejaran," jelasnya.

Pihak Kepolisian juga berhasil mengamankan sejumlah barang bukti dari dua DPO tersebut, seperti Amunisi senjata api panjang sebanyak sebelas buah, Ransel, Golok dan GPS. Tidak hanya menewaskan dua DPO MIT Poso, kontak tembak ini juga membuat salah satu prajurit TNI, yakni Praka Dedi Irawan tewas dalam kejadian tersebut. "Satu prajurit terbaik kita gugur, atas nama Praka Desi Irawa," terangnya.

Hingga saat ini dua jenazah DPO MIT Poso, masih berada di rumah sakit Bhayangkara Palu. Sementara jenazah TNI, Praka Dedi Irawan, telah diberangkatkan ke Jakarta.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement