Selasa 02 Mar 2021 12:42 WIB

Australia Mulai Kehabisan Pasokan Daging Sapi

Industri daging sapi Australia mengalami masa sulit setelah bertahun-tahun kekeringan

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Daging sapi australia
Foto: abc news
Daging sapi australia

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Pasokan daging sapi Australia kemungkinan mulai menipis dari menu makanan global jika para produsen tidak mempercepat pembangunan kembali kawasan peternakan secara nasional.

Dikutip dari Bloomberg, Selasa (2/3) jumlah populasi sapi mendekati angka terendah sejak awal 1990-an. Produsen sapi nasional Australia menghadapi kemungkinan kehilangan predikat sebagai posisi eksportir kedua di dunia setelah Brasil.

Baca Juga

Sebab, tak punya stok yang cukup untuk memenuhi permintaan pasar global yang meningkat akibat Covid-19. Alih-alih memelihara sapi betina untuk diternakkan, risiko meningkat karena beberapa peternak terus mengirim sapi betina ke rumah potong hewan.

Data resmi terbaru menunjukkan rasio sapi betina yang diproses sebagai proporsi dari total pemotongan sebesar 48,2 persen. Angka itu tidak cukup untuk memenuhi syarat untuk rekonstruksi teknis peternakan sapi nasional di Australia yang harus berada di bawah 47 persen.

Meskipun masih ada waktu untuk menurunkan rasio tersebut, hal itu perlu dilakukan sejak dini karena proses penyetokan ulang membutuhkan waktu bertahun-tahun dari mulai usia anak sapi, penyembelihan, dan industrialisasi yang juga menghadapi berbagai hambatan.

“Kami harus meningkatkan angka-angka itu sehingga kami tidak kehilangan pangsa pasar ke pasar ekspor,” kata Manajer Pasar Komoditas di Thomas Elder Market, Matt Dalgleish dilansir dari Bloomberg.

Industri daging sapi Australia telah mengalami masa sulit setelah bertahun-tahun kekeringan. Situasi itu memaksa para petani yang tidak mampu harus menjaga populasi sapi di padang rumput yang kering.

Selanjutnya, kelebihan pasokan yang diakibatkannya di pasar menyebabkan harga sapi Australia anjlok pada tahun 2019 menjadi setengah dari level yang terlihat saat ini.

Peternak juga menghadapi masa depan yang kurang pasti dengan meningkatnya permintaan protein alternatif karena masalah lingkungan dan kesehatan mendorong konsumen ke produk seperti burger atau nugget daging tiruan.

Setelah musim penghujan kembali memulihkan kondisi padang rumput tahun lalu yang dilanjutkan pembangunan kembali kawasan peternakan, para peternak menahan pasokan, menekan persediaan, dan membuat harga melonjak dan mencatat rekor.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement