Selasa 02 Mar 2021 12:11 WIB

Laporan: Hadapi Pendemo, Junta Myanmar Pakai Drone Israel

Tiga produsen pertahanan Israel diduga melanggar embargo senjata internasional.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
 Dalam gambar dari video ini, pengunjuk rasa anti-kudeta melarikan diri dari gas air mata yang diluncurkan oleh pasukan keamanan Senin, 1 Maret 2021, di Yangon, Myanmar. Massa yang memberontak kembali ke jalan-jalan kota terbesar Myanmar pada hari Senin, bertekad untuk melanjutkan protes mereka terhadap perebutan kekuasaan militer sebulan lalu, meskipun pasukan keamanan telah menewaskan sedikitnya 18 orang di seluruh negeri hanya sehari sebelumnya.
Foto: AP
Dalam gambar dari video ini, pengunjuk rasa anti-kudeta melarikan diri dari gas air mata yang diluncurkan oleh pasukan keamanan Senin, 1 Maret 2021, di Yangon, Myanmar. Massa yang memberontak kembali ke jalan-jalan kota terbesar Myanmar pada hari Senin, bertekad untuk melanjutkan protes mereka terhadap perebutan kekuasaan militer sebulan lalu, meskipun pasukan keamanan telah menewaskan sedikitnya 18 orang di seluruh negeri hanya sehari sebelumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Militer Myanmar dilaporkan memiliki berbagai alat persenjataan untuk meretas dan menyedot isi perangkat lunak yang dimiliki seseorang. Laporan New York Times (NYT) menyebut, junta memiliki drone pengintai buatan Israel, perangkat peretas iPhone Eropa, dan perangkat lunak Amerika.

Alat-alat ini dimiliki junta terlepas dari berbagai sanksi dan embargo senjata internasional yang melarang sistem itu diekspor ke negara tersebut.

Baca Juga

Juru bicara Justice For Myanmar, sebuah kelompok yang memantau pelanggaran Tatmadaw, Ma Yadanar Maung menuduh junta menggunakan alat-alat tersebut untuk mengekang para pengunjuk rasa yang memprotes kudeta.

"Militer kini menggunakan alat-alat itu untuk secara brutal menindak pengunjuk rasa damai yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk melawan junta militer dan memulihkan demokrasi," kata seperti dikutip laman Jerusalem Post, Selasa (2/3).

NYT mengutip tiga produsen pertahanan Israel yang diduga melanggar embargo senjata internasional. Mereka di antaranya ialah Systems, Cellebrite, dan Gaia Automotive Industries.

Baca juga : Mengapa Biden tak Berani Sanksi Pangeran MBS?

Laporan NYT menemukan bahwa produsen senjata Israel Elbit diduga memasok suku cadang untuk memperbaiki drone Elbit kelas militer pada akhir 2019. Elbit sebelumnya mengeklaim tidak berhubungan dengan Myanmar sejak 2015 atau 2016.

Namun pada 2018, Israel memblokir semua ekspor militer ke Myanmar setelah muncul laporan bahwa senjata Israel yang diduga dijual ke Tentara Myanmar yang digunakan untuk melakukan genosida terhadap etnis minoritas Muslim Rohingya. Menurut laporan NYT, U Kyi Thar, kepala eksekutif Myanmar Future Science mengonfirmasi bahwa perusahaannya memulai pekerjaan perbaikan drone pada akhir 2019 dan berlanjut hingga 2020. "Kami memesan suku cadang dari perusahaan Israel bernama Elbit karena kualitasnya bagus dan Elbit terkenal," kata Kyi Thar kepada NYT.

Laporan itu juga menambahkan bahwa kepala Tatmadaw yang memimpin kudeta militer bulan lalu, Jenderal Senior Min Aung Hlaing mengunjungi kantor Elbit selama perjalanan 2015 ke Israel. Selain Elbit, laporan NYT mengeklaim bahwa anggaran pemerintah terbaru di Myanmar termasuk dianggarkan untuk perangkat lunak forensik "MacQuisition", yang dirancang mengekstrak dan mengumpulkan data dari komputer Apple.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement