Selasa 02 Mar 2021 11:03 WIB

Paguyuban Minta Seluruh Andong di Malioboro Gunakan QRIS

Sosialisasi dan penambahan fasilitas pembayaran QRIS terhenti akibat pandemi Covid-19

Andong membawa wisatawan di jalur pedestrian Malioboro, Yogyakarta
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Andong membawa wisatawan di jalur pedestrian Malioboro, Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Paguyuban kusir andong di DI Yogyakarta berharap seluruh andong yang beroperasi di kawasan wisata Malioboro dapat dilengkapi dengan fasilitas pembayaran nontunai yaitu dengan QRIS yang terhubung dengan aplikasi uang elektronik.

"Sebenarnya program penambahan fasilitas QRIS ini sudah dimulai sekitar 1,5 tahun lalu atau sebelum pandemi Covid-19. Tetapi kemudian sosialisasi dan penambahan QRIS terhenti akibat pandemi," kata Ketua Paguyuban Kusir Andong DIY Purwanto.

Dari 385 andong yang beroperasi kawasan wisata Malioboro, baru ada 88 andong yang sudah dilengkapi dengan QRIS dari dua aplikasi uang elektronik yang berbeda yaitu DANA sebanyak 60 andong dan 28 andong menggunakan Link Aja.

Harapannya, lanjut Purwanto, seluruh andong yang beroperasi di Malioboro segera dilengkapi dengan QRIS untuk pembayaran nontunai meski saat ini tidak banyak andong yang beroperasi akibat sepinya penumpang selama pandemi.

"Sebelum pandemi, selalu saja ada penumpang yang memanfaatkan pembayaran nontunai. Tetapi saat penumpang berkurang signifikan selama pandemi, maka hampir tidak ada lagi yang menggunakan pembayaran elektronik," katanya.

Menurut Purwanto, pembayaran nontunai dengan aplikasi uang elektronik sebenarnya sangat membantu kusir andong untuk memiliki penghasilan yang utuh saat sampai di rumah.

"Kalau menerima uang tunai dari penumpang itu pasti ada keinginan untuk membelanjakannya. Seharusnya langsung pulang ke rumah tetapi kemudian mampir beli sesuatu dulu," katanya.

Jika uang pembayaran langsung masuk rekening tabungan dengan pembayaran elektronik, lanjut Purwanto, maka penghasilan dalam sehari akan tetap utuh saat sampai di rumah.

"Di zaman seperti sekarang, pembayaran nontunai sudah sangat dibutuhkan. Hanya saja, belum semua kusir andong bisa membiasakan diri dengan aplikasi pembayaran elektronik," katanya.

Salah satu kendala yang dihadapi adalah ada sebagian kusir yang sudah berusia tua sehingga tidak bisa mengoperasionalkan telepon pintar atau kusir tidak memiliki telepon pintar berbasis Android.

"Untuk kusir yang sudah punya telepon pintar, maka kami dorong untuk melengkapi andongnya dengan QRIS. Akan lebih memudahkan proses pembayaran," katanya.

Di masa pandemi Covid-19, hanya ada sekitar 25 persen andong yang beroperasi di Malioboro. "Kami pun rata-rata sudah pulang ke rumah saat pukul 21.00 WIB karena sepi penumpang," katanya.

Sebelumnya, Bank Indonesia Perwakilan DIY menyatakan, penggunaan QRIS oleh andong di Malioboro merupakan bagian dari program 12 juta merchant QRIS 2021 di seluruh Indonesia. Hingga akhir 2020, tercatat enam juta merchant QRIS secara nasional.

Merchant QRIS di DIY hingga akhir 2020 tercatat sekitar 166 ribu dan diharapkan bertambah setidaknya dua kali lipat pada akhir 2021. Selain untuk andong, penggunaan QRIS juga akan diperluas untuk pelaku usaha lain seperti becak dan pelaku usaha atau pedagang di sepanjang Tugu-Malioboro-Keraton.

Di masa pandemi Covid-19, penggunaan transaksi secara elektronik diharapkan dapat mengurangi risiko penularan Covid-19 dibanding jika harus melakukan transaksi secara tunai.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement