Senin 01 Mar 2021 22:17 WIB

Satu Tahun Pandemi Covid, PKS Beri Catatan ke Pemerintah

PKS menyoroti terkait upaya 3 T yang dilakukan pemerintah.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Bayu Hermawan
Presiden PKS Ahmad Syaikhu
Foto: ANTARA/M Agung Rajasa
Presiden PKS Ahmad Syaikhu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu memberikan sejumlah catatan bertepatan satu tahun penanganan pandemi covid-19 yang dilakukan pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Menurutnya pemerintah tampak kurang mengantisipasi dan menangani pandemi ini sejak awal. Selain itu ia melihat terlalu banyak catatan dalam penanganan pandemi saat ini, bahkan pemerintah juga terkesan meremehkan. 

"Keselamatan rakyat yang dinyatakan sebagai hukum tertinggi tampak tak menjadi prioritas utama, bahkan terbaru dan paling menyedihkan, mempertontonkan cacat keteladanan dan cacat penegakan hukum dihadapan publik dengan melanggar protokol kesehatan Covid-19, menciptakan kerumunan yang dapat mengancam kesehatan dan keselamatan jiwa rakyat di NTT," kata Syaikhu dalam pidato pembukaan rapat kerja nasional (Rakernas) PKS, Senin (1/3). 

Baca Juga

Syaikhu juga menyoroti capaian kasus covid-19 di Indonesia yang totalnya telah mencapai lebih dari 1,3 juta kasus dengan korban meninggal mencapai lebih dari 35 ribu, dan kasus aktif mencapai lebih dari 157 ribu jiwa. Menurutnya dengan capaian tersebut, Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat kasus dan jumlah korban meninggal tertinggi di Asia.

"Bahkan untuk tingkat kasus aktifnya, Indonesia menduduki posisi puncak di Asia," ujarnya.

Selain itu, Syaikhu juga menyoroti terkait upaya 3T (Testing, Tracing, Treatment) yang dilakukan pemerintah dalam penanganan covid-19. Data di akhir Februari 2021, Jumlah total spesimen yang diperiksa (test) sebanyak 10,7 juta, atau baru 4 persen dari jumlah penduduk Indonesia.

"Angka 4 persen ini termasuk ke dalam 10 negara dengan jumlah tes terendah di dunia. Positivity rate atau rasio kasus positif di Indonesia juga sangat tinggi, padahal standar WHO seharusnya di bawah lima persen," katanya.

Syaikhu mengatakan, deretan angka statistik tersebut menunjukan pandemi di Indonesia masih belum terkendali. Selain berdampak pada kesehatan dan keselamatan jiwa, pandemi juga berimplikasi pada ekonomi, sosial, budaya bahkan politik. 

"Banyak saudara-saudara kita pegiat UMKM yang terdampak, banyak pekerja yang di PHK, pengangguran jadi meningkat, kemiskinan meluas, kesenjangan semakin menganga dan dampak buruk lainnya," ungkapnya.

Oleh karena itu, Syaikhu mengajak seluruh masyarakat untuk bergandengan tangan untuk bangkit melawan Covid-19. Ia meminta semua pihak untuk menjadikan bencana sebagai jalan agar seluruh elemen bangsa bersatu. 

"Mari kita jemput pertolongan Allah dalam menyelesaikan pandemi ini, sesungguhnya pertolongan Allah itu sangatlah dekat," ucapnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement