Senin 01 Mar 2021 14:06 WIB

Filipina Tolak Jadi Tempat Persenjataan Nuklir AS

Filipina siap mengakhiri kesepakatan militer bilateral dengan AS jika hal itu terjadi

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Presiden Filipina Rodrigo Duterte
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Presiden Filipina Rodrigo Duterte

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan dia menolak jika Amerika Serikat (AS) menyiagakan senjata nuklirnya di negaranya. Dia menyebut Filipina siap mengakhiri kesepakatan militer bilateral dengan AS jika hal itu terjadi.

"Saya telah membuat pernyataan bahwa kami akan mengadopsi kebijakan luar negeri yang independen. Saya meyakinkan China bahwa saya tidak akan mengizinkan persenjataan nuklir Amerika disimpan di Filipina," kata Duterte pada konferensi pers di Pangkalan Udara Villamor di Kota Pasay pada Ahad (28/2), dikutip laman Anadolu Agency.

Baca Juga

Sikap demikian, kata Duterte, bukan karena negaranya berpihak pada China. Namun konstitusi Filipina melarang kehadiran senjata nuklir. “Kami tidak menginginkannya. Tapi saya memperingatkan Anda, jika saya mendapatkan informasi bahwa persenjataan nuklir di sini dibawa oleh Anda (AS), saya akan segera meminta Anda keluar dan saya akan mengakhiri Visiting Forces Agreement (VFA)," ujarnya.

VFA diratifikasi pada 1999. Perjanjian itu membebaskan personel militer AS dari peraturan paspor dan visa ketika mereka datang untuk latihan bersama serta melatih pasukan di Filipina. Duterte mengungkapkan dia berencana mengunjungi China akhir tahun ini.

Dia hendak mengucapkan terima kasih secara langsung kepada Presiden Xi Jinping. Hal itu terkait sumbangan vaksin Sinovac yang diberikan China kepada Filipina. "China telah memberi kami segalanya, tetapi tidak pernah meminta apa pun kepada kami," katanya.

Filipina telah menerima 600 ribu dosis vaksin Sinovac dari China. Sejauh ini, Filipina sudah mencatatkan 576.352 kasus Covid-19 dengan korban meninggal mencapai 12.318 jiwa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement