Senin 01 Mar 2021 13:57 WIB

Mahasiswa UNS Turut Buat Alat Pendeteksi Suhu Tanpa Kontak

Ide membuat alat tersebut bermula dari alat pendeteksi suhu di pusat perbelanjaan

Rep: binti sholikah/ Red: Hiru Muhammad
Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Bakasrian Fericoari, berhasil membuat sendiri alat pendeteksi suhu contactless yang digabungkan dengan sistem hand sanitizer otomatis. Pembuatan alat tersebut dilakukan saat menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa tempat tinggalnya di Talangsari, Lampung Timur.
Foto: UNS
Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Bakasrian Fericoari, berhasil membuat sendiri alat pendeteksi suhu contactless yang digabungkan dengan sistem hand sanitizer otomatis. Pembuatan alat tersebut dilakukan saat menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa tempat tinggalnya di Talangsari, Lampung Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Bakasrian Fericoari, berhasil membuat sendiri alat pendeteksi suhu contactless yang digabungkan dengan sistem hand sanitizer otomatis. Hal tersebut dilakukannya saat menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN). Dia mengedukasi proses pembuatan alat kepada warga desa tempat tinggalnya di Talangsari, Lampung Timur.

Bakasrian menjelaskan, alat itu dapat mendeteksi suhu seseorang tanpa harus ada yang memegang alat tersebut. Orang yang ingin memeriksa suhu tubuh, cukup mendekatkan bagian tubuh yang ingin dicek suhunya secara mandiri. Sistem kerjanya menggunakan mikrokontroler arduino dengan sensor ultrasonik.

"Pembuatan alat dimulai dari pemotongan akrilik sebagai body alat yang dipotong sesuai bentuk desain. Setelah itu, merakit bagian kelistrikan, dilanjutkan dengan pemprograman untuk arduino," jelas Bakasrian seperti tertulis dalam siaran pers, akhir pekan lalu.

Dia menyatakan, ide pembuatan alat tersebut didapatakannya saat melihat alat pendeteksi suhu serupa di pusat perbelanjaan. Kemudian, dia langsung mencari informasi alat tersebut di internet yang ternyata harganya tidak murah. Akhirnya, Bakasrian berinisiatif membuat alat sendiri berdasarkan referensi dari internet dan menggabungkannya dengan sistem hand sanitizer otomatis.

Kesadaran menjalankan protokol kesehatan Covid-19 di desanya yang masih minim juga mendorong Bakasrian untuk mengedukasi warga, khususnya pemuda karang taruna. Hasil program edukasi ini, berupa tiga alat yang dihibahkan ke desa.

"Alat akan ditempatkan pada tempat yang ramai berkegiatan. Seperti masjid desa, di mana kegiatan keagamaan sangatlah ramai. Satu alat di balai desa, dan satu lagi akan diletakkan di tempat perkumpulan di desa," tambahnya.

Bakasrian mengatakan, warga setempat sangat mendukung pengadaan alat tersebut. Apalagi hal ini merupakan kali pertama di desa tersebut.

Dalam pelaksanaannya, Bakasrian bekerja sama dengan pemuda karang taruna setempat bermodalkan dana KKN dari UNS. Dia merasa senang karena dapat menyalurkan ilmu yang didapat di UNS untuk kebermanfaatan desa tempat tinggalnya."Mereka menjadi antusias dan sadar akan menjaga kebersihan tangan setelah atau sebelum kegiatan," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement