Ahad 28 Feb 2021 20:28 WIB

Satgas Anggap Terlalu Dini Nilai Efektivitas PPKM Mikro

Pemerintah diketahui telah menerapkan PPKM mikro sejak 9 Februari.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Mas Alamil Huda
Petugas linmas membagikan masker saat sosialisasi perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Skala Mikro di Cimahi Tengah, Kota Cimahi, beberapa waktu lalu.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Petugas linmas membagikan masker saat sosialisasi perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Skala Mikro di Cimahi Tengah, Kota Cimahi, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 belum bisa memastikan efektivitas pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat berskala Mikro (PPKM Mikro) sejauh ini. Pemerintah diketahui telah menerapkan PPKM mikro sejak 9 Februari hingga 22 Februari dan kembali diperpanjang hingga 8 Maret 2021.

“Memang kami melihat angka kesakitan dan positivity rate per hari berkurang dibandingkan November kemarin. Tetapi masih terlalu pendek untuk menilainya sekarang ini, baru bisa dinilai nanti di bulan empat (April),” kata Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Brigjen TNI (Purn) Alexander K Ginting dalam konferensi virtual, Ahad (28/2).

Artinya, Ginting melanjutkan, terlalu dini menilai efektivitas PPKM mikro. Sejauh ini, ia mengakui kesadaran masyarakat desa untuk membatasi mobilisasi sudah terjadi tetapi dampaknya pada penurunan penularan membutuhkan waktu untuk evaluasi. Sebab, ia menyebut PPKM ini bukanlah yang pertama.

Ginting menambahkan, pemberlakuan PPKM skala mikro diawali dengan PPKM tahap satu dan tahap dua. Namun, Presiden Joko Widodo telah mengatakan pelaksanaan PPKM jilid satu dan dua belum optimal sehingga mulai 9 Februari dilaksanakan PPKM skala mikro sampai 22 Februari. Kemudian, PPKM masih berlanjut sampai 8 Maret.

“Dalam penilaian yang kami lihat selama ini memang kurva sudah kelihatan melandai dan angka kesakitan dan kematian tidak ada peningkatan, tetapi masih cukup tinggi,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement