Jumat 26 Feb 2021 21:15 WIB

Lantik 17 Kepala Daerah, Gubernur Sampaikan Pesan Khusus

Daerah diminta lebih serius menyelesikan berbagai bencana yang terjadi

Rep: bowo pribadi/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kanan) melantik sejumlah kepala daerah wilayah Jawa Tengah di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (26/2/2021). Ganjar Pranowo melantik 17 kepala daerah hasil pilkada serentak 2020 lalu secara daring di tengah pandemi COVID-19, sementara tiga kepala daerah diantaranya Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang, Bupati dan Wakil Bupati Kendal serta Kabupaten Semarang dilantik secara langsung.
Foto: Humas Pemprov Jateng-Arif Slam/ANTARA
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kanan) melantik sejumlah kepala daerah wilayah Jawa Tengah di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (26/2/2021). Ganjar Pranowo melantik 17 kepala daerah hasil pilkada serentak 2020 lalu secara daring di tengah pandemi COVID-19, sementara tiga kepala daerah diantaranya Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang, Bupati dan Wakil Bupati Kendal serta Kabupaten Semarang dilantik secara langsung.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG--Lantik 17 kepala daerah terpilih, hasil pelaksanaan 21 pilkada serentak di Jawa Tengah tahun 2020, Gubernur Jawa Tengah memberikan pesan khusus kepada para sejumlah kepala daerah.

Pesan khusus tersebut mulai dari problem lingkungan yang belum tuntas, bencana alam seperti tanah longsor, banjir dan rob, integritas, penanganan Covid-19, persoalan perempuan dan anak  hingga persoalan peningkatan layanan kepada publik sebagai bagian dari ikhtiar untuk menuntaskan reformasi birokrasi.

Dalam sambutan pelantikannya, Gubernur Jawa Tengah meminta agar daerah- daerah rawan bencana, segera berkoordinasi. Program- program yang sudah ada tinggal diteruskan, kalau perlu ada percepatan.

Daerah- daerah seperti Pekalongan, Semarang, Demak saya minta serius dan intens menangani problem banjir dan rob. Sepertinya di anggaran 2022 harus lebih berkonsentrasi soal masalah tersebut.

“Suka tidak suka, itu harus dilakukan karena kondisinya cukup emergency  untuk ditangani,” tegas gubernur dalam acara pelantikan secara langsung dan virtual yang dipusatkan di gedung Gradhika Bakti Praja kompleks Setda Provinsi Jawa tengah, Jumat (26/2).

Daerah- daerah penyangga, juga harus bahu membahu membantu menyelesaikan persoalan bencana tersebut. Kawasan hulu harus menjaga lingkungan dengan menggiatkan penanaman dan penghijauan. Sementara di kawasan hilir juga harus mempersiapkan perencanaan penanganan bencana dengan matang. Seperti Kabupaten Semarang, gubernur minta agar menguatkan lagi upaya penghijauan dan rehabilitasi lingkungan.

“Semua harus bekerja untuk mitigasi bencana, karena BMKG sudah banyak mengingatkan kita cuaca ekstrem dan diminta semua siaga dalam menghadapi dampak cuaca yang terjadi tersebut,” tegasnya.

Terkait dengan persoalan integritas, gubernur juga mewanti- wanti kepada kepala daerah terpilih. Ia ingin tidak boleh ada lagi persoalan hukum di daerah, seperti pungli, perilaku korupsi dan lainnya.

“Sedangkan terkait dengan isu perempuan, anak dan difabel juga mesti dikelola secara khusus karena problem- problem tersebut membutuhkan afirmasi agar tertangani dengan baik,” lanjutnya.

Selain itu, guberur juga meminta kepada seluruh kepala daerah untuk menyediakan kanal aduan online, karena pengaduan konvensional rakyat masih takut.

Tidak hanya bupati/ wali kota pribadi, tapi semua OPD juga diminta harus membuka kanal aduan itu agar masyarakat gampang untuk mengadu. “Saat ini, pemanfaatan teknologi dalam melayani masyarakat sudah wajib,” tegasnya.

Reformasi birokrasi menjadi sangat penting dilakukan saat ini, maka gubernur juga titip agar dilaksanakan dengan baik. Mengutip pidato Bung Karno, gubernur juga mengingatkan kepada para kepala daerah terpilih untuk tulus dan segera memantapkan langkah untuk mengabdi dan melaksanakan amanah rakyat di daerahnya.

“Saya katakan, buat saya jabatan ini cuma mandat saja, tuannya ya rakyat. Sehingga mereka diharapkan mengerti dan bekerja sesuai apa yang menjadi visi misinya dulu. Sekarang saatnya dieksekusi,” tegas Ganjar.

Karena itu semua bupati/ wali kota yang terpilih tidak lupa dengan visi-misinya dan setelah dilantik hari ini, harus segera bekerja, mengeksekusi demi kesejahteraan rakyatnya. “pertanggungjawaban tertinggi tentunya kepada Tuhan Yang Maha Esa,” tambah gubernur

Sementara itu, dalam kesempatan ini gubernur melantik 17 Kepala Daerah hasil pilkada serentak 2020 lalu. Tiga kepala daerah terpilih, yakni Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang, Bupati dan Wakil Bupati Semarang dan Kabupaten Kendal dilantik secara langsung.

Sementara kepala daerah yang lainnya pelaksanaan pelantikan dilakukan secara daring. Yakni Kota Pekalongan, Kota Magelang dan Kota Surakarta. Selain itu Bupati dan Wakil Kebumen, Rembang, Boyolali, Purbalingga, Blora, Sukoharjo, Purworejo, Wonosobo, Wonogiri, Klaten dan Pemalang.

Empat Bupati/Wali Kota terpilih lain yakni Kabupaten Demak, Grobogan, Sragen dan Pekalongan belum ikut dilantik mengingat masa jabatan Bupati/Wakil Bupati sebelumnya belum habis. Terpisah, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, persoalan banjir akan menjadi perhatian serius. Program-program jangka pendek akan segera dilakukan, termasuk salah satunya menambah kapasitas pompa pengendali banjir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement