Jumat 26 Feb 2021 17:28 WIB

FSG Belajar dari Keterbukaan Liverpool

FSG adalah grup yang menaungi Liverpool.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Liverpool saat menjuarai Liga Primer Inggris musim lalu.
Foto: Paul Ellis, Pool via AP
Liverpool saat menjuarai Liga Primer Inggris musim lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL -- Ada yang berbeda dari pertemuan tahunan yang diselenggarakan oleh grup usaha pemilik Liverpool, Fenway Sports Group (FSG) tahun ini.  Biasanya setiap awal tahun terdapat agenda pemaparan dari Direktur FSG, John W. Henry dan Direktur Liverpool Tom Werner. Keduanya akan memaparkan rencana selama satu musim penuh dan rencana jangka panjang. 

Namun tahun ini semua pertemuan berlangsung sangat hening dan hanya melalui daring. Akibatnya, banyak pertanyaan soal apa rencananya musim ini dan strategi jangka panjang yang diambil selama pandemi Covid-19.

"Secara historis, mereka melalui ketersediaan tepat pada awal pelatihan musim semi setiap tahun. Latihan pertama pada hari Senin dan mereka tidak melakukannya. Mereka berada di Fort Myers, John dan Tom sama-sama ada di sana, tetapi kabar yang diterima dan saya dapatkan adalah mereka tidak berencana melakukan itu tahun ini," kata koresponden Red Sox Chris Cotillo dilansir dari laman Liverpool Echo, Jumat (26/2).

Cotillo mengakui ada banyak pertanyaan yang muncul untuk grup yang juga membawahi klub baseball Amerika Serikat, Boston Red Sox itu.

Menurutnya, penggemar baseball mengalami musim yang sangat sulit termasuk untuk transfer pemain. Namun ternyata laporan yang disampaikan berasal dari direktur Buston Red Sox, Sam Kennedy dan direktur pelaksana tim, Chaim Bloom. 

Pandemi Covid-19 membuat banyak finansial klub di baseball ini jatuh bebas. Tecatat ada penurunan 30 persen dengan kerugian bagi Red Sox senilai 70,5 juta pound. Keinginan Herry untuk terbuka ini mendapat pujian publik.

"Pandangan saya sendiri adalah bagaimana mereka tidak senang dengan negatifnya laporan itu. Jelas sulit untuk menutup musim yang mereka alami saat itu, mereka adalah terburuk keempat di lita," kata Cotillo.

"Bagian lain dari itu adalah bahwa secara historis John tidak nyaman di depan karena dan menurut pendapat saya, dia melihat lebih jauh untuk menempatkan orang lain di depan," kata Cotillo.

Kennedy memang terbuka dengan media dan menjawab berbagai pertanyaan yang ilayangkan padanya. Sebaliknya, Heny dan Tom Werrner berbeda dan menyerahkan tugas tersebut pada lainnya.

"Tapi banyak orang, termasuk saya, sangat menghormati John karena sesi bersamanya sangat jujur. Sebut saja 2019 lalu, ketika mereka memecat Dave Dombrowaski sebagai manajer mereka dan tidak melakukan konferensi pers dan membuat publik geram mengapa pelatih yang membawa juara tahun lalu harus dipecat," kata Cotillo.

Tak lama kemudian pihak FSG melakukan pemaparan bahwa mereka ingin berada di bawah keseimbangan kompetitif. Publik yang awalnya menjadi bulan-bulanan pun berubah menjadi jawaban yang bagus dengan informasi nyata yang dipaparkan. 

Ternyata hal itu sering dilakukan oleh Liverpool dan FSG memberikan kesuksesan yang orang lain selama ini gagal melakukannya di Boston.

"Kejujurannya bagus dan itulah mengapa kami ingin berbicara dengannya. Dia memberi kami puncak yang baik. Saya yakin secara strategis sekarang mereka menempatkan Sam di depan lebih bermanfaat bagi mereka," kata Cotillo.

Sementara itu Liverpool memberikan kesuksesan bagi FSG yang tidak dia dapatkan di Boston. Liverpool mengakhiri masa penantian 30 tahun tanpa gelar Liga Primer Inggris. Namun Boston belum pernah memenangkan Wolrd Series sejak 1918 sebelum akhirnya kembali mendapatkannya pada 2002, 2004, 2007, 2013, dan 2018. Ini menjadi rekor terbaik selama 20 tahun terakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement