Jumat 26 Feb 2021 17:00 WIB

Perhatikan Kondisi Ban Mobil Saat Musim Hujan

Ban perlu didukung memiliki daya tahan optimal saat musim hujan.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Dwi Murdaningsih
Sebuah mobil menerobos genangan air saat terjadi banjir di Jalan KH. Abdullah Syafei, Tebet, Jakarta, Kamis (18/2). Hujan deras yang mengguyur wilayah Jakarta menyebabkan aliran Kali Tebet meluap hingga merendam jalan protokol dengan ketinggian mencapai sepaha orang dewasa. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sebuah mobil menerobos genangan air saat terjadi banjir di Jalan KH. Abdullah Syafei, Tebet, Jakarta, Kamis (18/2). Hujan deras yang mengguyur wilayah Jakarta menyebabkan aliran Kali Tebet meluap hingga merendam jalan protokol dengan ketinggian mencapai sepaha orang dewasa. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Selama musim hujan, resiko berkendara  akan meningkat karena permukaan jalan menjadi lebih licin. Oleh karena itu, kualitas ban menjadi hal yang sangat krusial demi mampu memberikan grip yang optimal.

National Sales Manager PCR (Passenger Car Radial) Hankook Tire, Apriyanto Yuwono mengatakan, sebagai komponen penunjang kendaraan, ban perlu mendapatkan perhatian khusus pada musim hujan. Artinya, pemilihan ban dan pemeriksaan kondisi ban menjadi faktor terpenting dalam menjamin keamanan berkendara.

Baca Juga

“Selama musim hujan, kendaraan berpotensi melintasi jalanan yang tertutup air dan lumpur. Oleh karena itu, ban sebagai part penopang kendaraan perlu didukung dengan daya tahan yang optimal sehingga mampu untuk memecah genangan air, bekerja stabil saat hujan, dan memberikan kenyamanan berkendara,” kata Apriyanto dalam keterangan pers kepada Republika.co.id pada Jumat (26/2).

Dia menjelaskan setidaknya ada empat resiko yang patut diwaspadai pengendara agar memaksimalkan mobilitas sehari-hari di tengah musim penghujan. Menurutnya, resiko pertama ialah obyek tersembunyi pada pada ban.

Mengingat, saat melintasi genangan air, pengendara sulit untuk menghindari adanya objek tersembunyi yang tajam atau cukup keras. Misalnya objek seperti paku yang menempel di kayu, bongkahan batu, atau semen tajam serta pecahan botol yang dapat berisiko menembus ban.

“Beragam hal ini biasanya berdampak pada bagian telapak ban dapat mengakibatkan sobek di bagian samping ban atau sidewall. Jika terjadi kerusakan atau sobekan yang cukup besar disarankan ban tersebut untuk segera diganti demi dapat menjamin keselamatan perjalanan," ujarnya.

Kedua, kerusakan casing break up (Shock CBU) juga berpotensi terjadi saat hujan dan banjir akibat ban yang terbentur dengan jalan rusak dan berlubang. Menurutnya, dinding ban yang benjol menjadi tanda kerusakan ban akibat melintasi jalan rusak dan berlubang.

Ketiga, ozone crack atau retakan pada ban yang terjadi setelah ban terendam air serta lumpur kemudian terpapar sinar matahari secara terus menerus tanpa dipakai berkendara. Menurutnya, hal ini sering terjadi saat mobil disimpan di area terbuka sehingga terkena matahari.

Penting untuk selalu mencuci kendaraan serta parkir ditempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. "Dengan memperhatikan sejumlah resiko ini, maka pengendara dapat terus menjaga kualitas ban demi dapat terus berkendara dengan aman," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement