Jumat 26 Feb 2021 13:29 WIB

Parlemen Belanda Sebut China Lakukan Genosida Muslim Uighur

Langkah yang sama sebelumnya dilakukan parlemen Kanada yang menyebut genosida China

Red: Nur Aini
Para peserta didik kamp pendidikan vokasi etnis Uighur di Kota Kashgar, Daerah Otonomi Xinjiang, Cina, berolahraga di lapangan voli pelataran asrama, Jumat (3/1/2019).
Foto: ANTARA FOTO/M. Irfan Ilmie
Para peserta didik kamp pendidikan vokasi etnis Uighur di Kota Kashgar, Daerah Otonomi Xinjiang, Cina, berolahraga di lapangan voli pelataran asrama, Jumat (3/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Parlemen Belanda pada Kamis (25/2) mengeluarkan mosi tidak mengikat yang mengatakan perlakuan terhadap minoritas Muslim Uighur di China sama dengan genosida, langkah pertama yang dilakukan oleh sebuah negara Eropa.

Aktivis dan pakar hak asasi manusia mengatakan setidaknya satu juta Muslim ditahan di kamp-kamp di wilayah barat terpencil Xinjiang. Para aktivis dan beberapa politisi Barat menuduh China menggunakan penyiksaan, kerja paksa, dan sterilisasi. Sebelumnya, Kanada awal pekan ini mengeluarkan resolusi yang menyebut perlakuan China terhadap Uighursebagai genosida. Namun, China menyangkal adanya pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang dan mengatakan kamp-kampnya menyediakan pelatihan kejuruan dan dibutuhkan untuk melawan ekstremisme.

Baca Juga

"Sebuah genosida terhadap minoritas Uighur sedang terjadi di China," kata mosi dari Parlemen Belanda, yang tidak secara langsung mengatakan bahwa pemerintah China bertanggung jawab.

Kedutaan Besar China di Den Haag mengatakan pada Kamis (25/2) bahwa setiap tuduhantentang genosida di Xinjiang adalah "kebohongan langsung" dan parlemen Belanda "dengan sengaja mencoreng China dan mencampuri urusan dalam negeri China.

"Mosi parlemen Belanda itu mengatakan bahwa tindakan pemerintah China seperti "tindakan yang dimaksudkan untuk mencegah kelahiran" dan "kamp hukuman" berada di bawah Resolusi PBB 260, yang umumnya dikenal sebagai konvensi genosida. Partai konservatif VVD Perdana Menteri Mark Rutte menentang resolusi tersebut.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement